Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divisi Regional Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, mampu menyerap beras petani lokal mencapai 345 ton terhitung sejak Januari hingga Mei 2015. <p style="text-align: justify;">"Kami selalu siap menyerap bahkan mencari beras hasil panen petani lokal. Untuk di Kabupaten Kotawaringin Timur beras lokal yang beli dari sentra-sentra pertanian seperti Desa Lempuyang dan lainnya di wilayah selatan," kata Kepala Seksi Pelayanan Publik Bulog Sub Divre Sampit Nurman di Sampit, Kamis.<br /><br />Selain di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur, Bulog Sampit juga membeli beras hasil panen petani di Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah, seperti di Desa Pagatan.<br /><br />Menurut dia, penyerapan beras lokal memang masih kurang karena harga di pasaran masih cukup tinggi.<br /><br />"Sebagian petani masih senang menjual ke luar, seperti areal perkebunan sawit karena harga yang lebih tinggi," katanya.<br /><br />Harga Pembelian Petani (HPP) beras terbaru sesuai Inpres No. 5/2015 yakni Rp7.300/kg.<br /><br />Angka HPP itu lebih tinggi daripada harga sebelumnya yang Rp6.600 per kg.<br /><br />Meningkatnya harga beli beras tersebut diharapkan dapat meningkatkan minat petani untuk menjual beras ke Bulog.<br /><br />Terkait dengan harga Gabah Kering Giling (GKG), Bulog mematok Rp4.650/kg atau naik sebesar 10,71 persen daripada tahun sebelumnya yang mencapai Rp 4.200/kg.<br /><br />"Dengan kenaikan harga beli ini, Bulog berkomitmen menyerap beras dari tangan petani lokal agar target dapat tercapai," katanya.<br /><br />Meski demikian, faktor cuaca serta keterlambatan masa tanam yang dilakukan petani memengaruhi produktivitas padi di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur.<br /><br />Hal itu, berimbas kepada target pembelian beras Bulog yang mengalami perlambatan. (das/ant)</p>