Bupati Letak Batu Pertama Pembangunan Regrouping SDN 5 Dan 11 Nanga Pinoh

oleh
oleh

MELAWI – Pemerintah Kabupaten Melawi melakukan peletakan batu pertama pembangunan regrouping SDN 5 Nanga Pinoh dan SDN 11 Nanga Pinoh, Kamis (12/7) di Lapangan eks stadiun Desa Kenual Nanga Pinoh. Peletakan batu pertama tersebut dilaukan oleh Bupati Melawi, Panji, didampingi kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Melawi, Joko Wahyono dan Camat Nanga Pinoh, Kepala Desa Kenual serta dihadiri para kepala sekolah dan guru dari SDN 5 dan 11 Nanga Pinoh.

Bupati Melawi usai kegiatan tersebut mengatakan, peletakan batu pertama pembangunan regrouping SDN 5 Nanga Pinoh dan SDN 11 Nanga Pinoh sudah dilakukan. Pembangunan ini dilakukan karena kondisi bangunan dan lokasi sekolah yang ada saat ini tidak memungkinkan dan tidak layak. Jika curah hujan tinggi sekolah tersebut terkena banjir, apalagi jika air sungai meluap.

“Kemudian sekolah itu bergabung dengan pasar tradisional atau pasar sayur. Yang mana dari segi kesehatan sudah tidak memenuhi syarat. Jika sehabis hujan, maka di lokasi tersebut mengeluarkan bau yang sangat menganggu, selain itu juga terdapat hiruk pikuk yang menganggu proses belajar belajar. Kita paham, namanya juga pasar, jadi setertib apapun di pasar, tidak akan bisa mendukung proses belajar mengajar disana, pelajar butuh ketenangan,” kata Panji.

Panji menuturkan, anak-anak pelajar harus dipersiapkan dengan baik, dan juga harus sehat. Namun lingkungan yang ada disitu tidak sehat, bau busuk yang tidak sedap setiap hari selalu ada di sekolah tersebut, kemudian banjir, hal itulah yang menjadi alasan dipindahkannya bangunan sekolah tersebut dan dijadikan regrouping.

“Kemudian alasan lainnya. Bangunan sekolah tersebut sudah tidak memadai lagi. Andaikan alasan bau dan dekat pasar itu tidak ada, bangunan yang sekarang ini juga sudah layak untuk diganti. Karena memang lantai-lantai itu masih papan. Itu yang membuat kita mencari lokasi baru untuk proses belajar mengajar yang layak, sehingga tempat ini baik untuk mereka. Semoga pembangunannya lancar tidak ada masalah,” ungkapnya.

Panji menambahkan, terakhir pihaknya mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, yang mana dulu pernah terdengar persoalan status tanah dan sebagainya, kini sudah tidak ada masalah. “Yang ada persoalannya tidak kitabangun. Batas-batasanya sudah jelas,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Disdikbud Melawi, Joko Wahyono mengatakan, pembangunan regrouping SDN 5 dan 11 Nanga Pinoh bertujuan untuk pembangunan sekolah sesuai dengan standar peelayanan minimal bidang sarana dan praarana pendidikan dasar. Kemudian untuk meningkatkan eefektivitas proses belajar mengajar pada SDN 5 dan 11 Nanga Pinoh.

“Lokasi pembangunan ini di lahan atau di tanah milik pemerintah Melawi yang merupakan eks MTQ lama di Desa Kenual kecamatan Nanga Pinoh, dengan luas lahan kurang lebih 1 haktar. Sementara luas bangunan yang akan dibangun nantinya kurang lebih 1.170 meter persegi dengan model dua lantai. Bangunan itu nantinya menggunakan konstruksi beton, terdiri dari 12 ruang kelas, 1 ruang perpusstakaan, 1 kantor guru dan kepala sekolah, 12 unit toilet siswadan guru serta 1 kantor tata usaha,” jelasnya.

Pelaksanaan dalam pembangunan regrouping tersebut konsultan perencanaanya dilaksanakan oleh CV bersama Karya, kemudian konntraktor pelaksananya PT Budi Bangun Konstruksi, dan konsultan pengawasnya yakni CV Jefindo Karya Mandiri. “Sumber dana pembangunan tersebut beerasal dari APBD Melawi tahun anggaran 2018 pos Disdikbud Melawi dengan nilai kontrak kurang lebih sebesar Rp. 4,88 milyar. Masa kerjanya selama 150 hari kalender. Pelaksanaan peembangunan ini juga diawasi dan ddidampingi oleh TP4D Kejari Sintang,” paparnya.

Joo menjelaskan, terkait operasional belajar SDN 5 dan 11 Nanga Pinoh dimana pembangunan belum mulai sementara sekolah lama akan dibongkar, maka ttetap akan berjalan. Hanya tidak digdung yang lama.

“Mulai ditahun ajaran baru ini yakni tanggal 16 Juli 2018, akan dilaksanakan atau ditumpangkan di SDN 6 Nanga Pinoh. Dengan catatan SDN 5 dan 11 ini menggunakan bangunan SDN 6 tersebut pada waktu sore hari. Itu sudah kita atur dan semuanya sudah klop semuanya, mulai dari pembagian kelas dan lain sebagainya. Bahkan pada saat pendaftaran siswa baru untuk SDN 11 Nanga Pinoh juga sudah dilaksanakan di SDN 6 Nanga Pinoh. Namun, kata Joko, pihak sekolah hanya perlu penyesuaian yang mana tadinya masuk pagi menjadi masuk sore, dimulai pukul 13.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB,” katanya.

Terkait regrouping, berarti dari dua meenjadi satu. Termasuk didalamnya meenagemen. Pihak Disdik akan berupaya tidak akan ada yang dirugikan. Semua guru-guru akan digabung menjadi satu. Semua proses penggabungannya ini tidak serta merta, meemerlukan waktu yang cukup lama.

“Kurang lebih 5 tahun. Dimulai dengan tidak menerimanya murid baru pada SDN 5 setiap tahunnya, hanya melanjutkan siswa yang sudah ada. Gurunya juga berlahan-lahan setiap tahun satu persatu akan kita pindahkan ke SD 11. Untuk kepala sekolahnya kita sudah punya rencana yang memenuhi persyaratan menjadi keepala sekolah sudah kita persiapkan,” jelasnya.

Untuk nomor SDN regrouping tersebut, Joko mengatakan, pihaknya masih berkonsultasi terus dengan pusat. Karena nantinya regrouping tersebut akan diatur dengan Perbup Melawi yang sedang disusun. Sehingga pihaknya tidak serta merta.

“Karena jika serta merta ini berbahaya, karena menyangkut data pokok pendidikan. Jika dilakukan seketeika, akan kacau datanya. Supaya ini tidak kacau, maka perlahan-lahan,” pungkasnya. (Ed/KN)