Produksi semanga di kabupaten sintang mengalami over produksi. Petani semangka merasa kesulitan memasarkan hasil panen semangka mereka. Hal tersebut terungkap saat Bupati Sintang Drs. Milton Crosby, M. Si melakukan panen semangka non biji milik kelompok tani Mapurina Paoh Benua Kecamatan Sepauk pada Minggu, 9 Desember 2012. <p> </p> <p>Heri Purnomo pembina kelompok tani Mapurina Paoh Benua menjelaskan mereka saat ini memiliki 9 hektar kebun semangka non biji, inul dan biji serta melon. "Saat ini semangka sudah panen dengan satu hektar bisa panen sekitar 20 ton. Biaya produksi per hektar mencapai 20 juta, belum untuk gaji 9 orang pekerja. Kami hanya bisa jual Rp. 2.300 per kg. Sementara di pasar buah, para pedagang menjual semangka sampai Rp. 8.000 per kg kepada konsumen. "Kami sudah coba tawarkan ke pedagang buah Rp. 3.000 per kg, tetapi mereka tidak mau. Akhirnya kami jual ke Pontianak. Kami bingung dengan sulitnya pemasaran ini. Ketika produksi melimpah, sudahlah untung kami tipis, ditambah pemasaran juga susah" keluh heri purnomo kepada Bupati Sintang.</p> <p>Sementara Bupati Sintang Drs. Milton Crosby, M. Si menyatakan upaya pemkab sintang untuk mendorong masyakat agar produktif dalam hal ini berhasil. Tetapi kemudian timbul masalah lain yaitu sulitnya pemasaran.</p> <p>"Saya prihatin dengan kondisi ini. Untuk itu saya persilakan bapak-bapak jualan di pinggir jalan di beberapa titik di kota sintang. Jaga terus kualitas buah dan tentu terus siapkan pembibitannya" tambah bupati.</p> <p>Bupati Sintang juga meminta para pedagang buah untuk membantu para petani buah semangka dengan harga layaklah. “soal beras, saya mendorong para pengusaha muda untuk melirik usaha packaging beras ini supaya beras kita tidak lari keluar. Saya juga akan segera sampaikan permasalahan ini kepada Disperindagkop kita supaya dicarikan solusinya” pinta Bupati.</p> <p>Heri Purnomo menjelaskan produksi semangka non biji untuk kelompok tani mapurina paoh benua mencapai 180 ton. Belum dari kelompok lain lagi. Kasus ini sama dengan kasus over produksi padi tahun lalu, sehingga akhirnya pengusaha dari Kabupaten Kubu Raya yang membeli beras kami, lalu dibungkus dalam karung yang sudah dicap beras Kubu Raya, lalu dijual kembali ke Kota Sintang.</p>