Bupati Sintang Buka Sinode Resort GKE Sintang

oleh

Era Globalisasi tidak bisa kita halangi, tetapi kita harus bijak dan mampu bertahan dalam menghadapi dampak negatif globalisasi. Dampak negatif globalisasi membuat seseorang menjadi egois, kurang percaya pada Tuhan, terjadinya budaya lisan dan hedonis. Hal tersebut disampaikan Bupati Sintang Drs. Milton Crosby, M. Si saat membuka Sinode Resort GKE Sintang yang ke IX Tahun 2014 dan penataran fungsionarus gereja di GKE Petra Sintang pada Minggu, 13 Juli 2014. <p>“saya melihat ada tantangan yang akan kita hadapi yakni tantangan era globalisasi, komunitas ASEAN yang akan dimulai pada tahun 2015 nanti yang mana warga negara anggota ASEAN bebas keluar masuk seperti sebagai tenaga kerja, dan perubahan iklim” jelas Milton Crosby.</p> <p>Bupati Sintang mengharapkan kegiatan ini bisa menjadi ajang tukar pikiran dan pengalaman para pemimpin gereja dalam rangka membangun dan meningatkan sumber daya manusia Kabupaten Sintang.</p> <p>Ketua Majelis Resort GKE Sintang Pdt. Drs. L. Aki Apu menjelaskan tujuan kegiatan dilaksanakan untuk melakukan evaluasi secara cerdas akan capaian kinerja selama 5 tahun sejak 2009-2015 serta menyusun program kerja yang diharap jawaban dari persoalan yang terjadi selama ini.</p> <p>“GKE harus maju dan berkembang serta mengusung tema pelayanan yang bermartabat sehingga mampu mewujudkan kualitas iman yang baik. Jemaat harus hebat dan berkualitas. Jemaat GKE harus bermartabat yang berarti memiliki Kualitas hidup, pendidikan, kesehatan, hidup bersih. Resort GKE Sintang juga menyatakan perang terhadap peredaran alkohol seperti minuman keras. Saya minta semua pendeta dan jemaat  GKE untuk mengambil  perannya masing-masing untuk memerangi minuman keras” ajak Pdt. Drs. L. Aki Apu.</p> <p>Ketua Umum Majelis Sinode GKE Pdt. D. Petrus Jarob, S. Th menjelaskan kegiatan ini untuk menghimpun masukan dan saran untuk memperbaiki pelayanan. Sinode ini merupakan keputusan tertinggi.</p> <p> “pada tahun 1986-1987 saya pernah berkarya di Resort Sintang ini. Gereja harus menjawab kebutuhan jemaat. Pelayanan dan cara berkotbah harus menyesuaikan dengan perkembangan jaman dan kebutuhan jemaat”jelas Pdt. D. Petrus Jarob, S. Th.</p> <p>Ketua Panitia Tumbur Lumbantoruan menjelaskan kehgiatan ini untuk pembinaan dan pengembangan rutin di lingkungan GKE.  “Dengan Sinode ini, kita bisa bersekutu, bersaksi dan melayani. Sinode juga kita manfaatkan untuk membuat laporan program kerja, menetapkan program kerja resort, memilih dan menetapkan anggota dan kepengurusan resort. Sinode dilaksanakan setiap lima tahun sekali. Saat ini peserta berjumlah 90 orang” jelas Tumbur Lumbantoruan.</p> <p> </p> <p> </p>