SINTANG, KN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sintang menggelar rapat koordinasi dalam rangka memantau stok, harga dan saluran distribusi barang kebutuhan pokok masayarakat daerah perbatasan.
Rapat koordinasi Tim Pemantauan Daerah Perbatasan tersebut, dilakukan dalam rangka percepatan penanganan dampak Corona Disease (Covid-19) di Kabupaten Sintang.
Wakil Bupati Sintang Askiman, yang memimpin rapat tersebut mengatakan, bahwa kawasan perbatasan menjadi titik perhatian karena di sana menjadi lalu lintas orang dan barang dari luar negeri.
“Kalau kita tutup jalur masuk tidak resmi ini, akan berdampak pada ekonomi masyarakat, karena masyarakat di sana 80 persen barang sembako berasal dari Malaysia,” ujar Askiman.
Maka dari itu, kata Askiman mempersilahkan Disperindagkop dan UKM Kabupaten Sintang untuk ambil langkah. Ia juga berharap agar pabrik karet jangan tutup, karena akan memperparah dampak ekonomi kepada petani karet.
“Mereka para pekerja juga hanya diminta melakukan penyesuaian jam kerja,” kata orang nomor dua di Pemerintahan Kabupaten Sintang ini.
Askiman juga mengatakan, bahwa yang terpenting yakni antisipasi barang masuk dari Malaysia. Barang impor illegal harus dihentikan di perbatasan.
“Kalau jalur keluar masuk orang dan barang kita tutup. Saya berharap agar dipertimbangkan ada pasokan sembako dari Sintang ini. Makanya Disperindagkop dan UKM harus terus pantau perkembangan stok dan harga sembako. Terus laporkan kepada pimpinan,” pungkasnya.
Menanggapi itu, Kadisperindagkop dan UKM Kabupaten Sintang, Sudirman menjelaskan, bahwa dalam melakukan pemantauan arus barang di perbatasan sangat penting untuk memutus penyebaran virus corona.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Tetapi kami memerlukan dukungan instansi lainnya. Kami membentuk tim pemantauan. Kita akan melakukan pemantauan langsung kondisi stok dan harga sembako di perbatasan,” katanya.
Setelah itu, kata sudirman baru dapat melakukan langkah yang tepat untuk membantu masyarakat dalam kondisi yang dihadapai saat ini. (*)