Daging asal India selama ini marak dipasok ke Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur melalui Malaysia. <p style="text-align: justify;">Ikbal salah seorang warga Pulau Sebatik, Sabtu (29/9), mengatakan daging sapi yang dikonsumsi masyarakat perbatasan di Pulau Sebatik hampir semuanya berasal dari Tawau Malaysia yang dibawa oleh oknum pedagang.<br /><br />Ia juga mensinyalir, daging tersebut bukan berasal dari rumah potong negara tetangga itu dilihat dari kemasannya.<br /><br />Menurutnya, setiap ada acara misalnya syukuran dan pernikahan daging sapi yang dikonsumsi berasal dari Malaysia.<br /><br />Hal yang sama diungkapkan Umar, warga Desa Ajikuning Kecamatan Sebatik Utara Kabupaten Nunukan bahwa sering menyaksikan daging-daging asal Malaysia dipasok masuk daerahnya diangkut menggunakan perahu ketinting melalui sungai di dekat rumahnya.<br /><br />Ia mengatakan, daging yang dipasok tersebut diketahuinya berasal dari India yang banyak diperjualbelikan di Tawau Malaysia kemudian dibeli warga Sebatik.<br /><br />"Saya tau kalu daging itu dari India dari pedagangnya sendiri," katanya.<br /><br />Umar menambahkan, daging yang dibawa oleh seorang pengusaha itu dalam jumlah cukup banyak hingga mencapai ratusan packing. Dalam satu packing, beratnya sekitar 2-3 kilogram.<br /><br />Umar mengaku informasi dari pemasok daging tersebut ada juga asal Australia dan dijual kembali ke Kota Tarakan Kalimantan Timur.<br /><br />"Yang saya tahu, daging dari Malaysia dijual kembali ke Tarakan. Kalaupun ada yang dijual di Sebatik cuma sebagian kecil saja," ujarnya.<br /><br />Biasanya, lanjut dia, daging dari Malaysia yang diduga asal India dan Australia itu dipasok dalam jumlah lebih banyak lagi setiap mendekati hari raya lebaran.<br /><br />"Kalau mau lebaran paling banyak daging dari Malaysia. Biasa sampai tiga kali angkut perahu dari Tawau. Bahkan sampai malam," ujar seorang warga lainnya.<br /><br />Seorang pengusaha daging di Pasar Geuser Kota Tarakan, Rajib di Tarakan, Sabtu mengakui daging sapi yang dijualnya sebagian dipasok dari Malaysia.<br /><br />Daging tersebut dibawakan oleh seseorang sekitar 200 kilogram setiap minggu, katanya.<br /><br />Pengusaha ini juga menduga, bukan berasal dari Malaysia tetapi hanya dijual di negara tetangga tersebut. <strong>(phs/Ant)</strong></p>