Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran Kota Palangka Raya melalui Kepala Bidang Damkarnya, Wawan Berlison mengatakan saat ini pihaknya mengalami kekurangan armada mobil pemadam. <p style="text-align: justify;"><br />"Saat ini kami memiliki lima unit mobil pemadam kebakaran. Dari jumlah itu, dua diantaranya sedang mengalami kerusakan sehingga belum bisa kita gunakan saat ada kejadian. Jadi kita hanya mengandalkan tiga mobil lainnya," kata Wawan di Palangka Raya, Senin.<br /><br />Ia mengatakan, dari ketiga mobil yang masih beroperasi sebagian merupakan mobil dengan usia yang sudah tua sehingga untuk perawatan pun juga harus dilakukan lebih ekstra.<br /><br />Selain jumlah armada mobil Damkar, ia juga mengatakan dari sisi personil, jumlah tenaga yang ada masih jauh dari ideal jika dibanding dengan jumlah penduduk yang ada di Ibu Kota Kalimantan Tengah, Palangka Raya.<br /><br />Seharusnya, kata dia ketentuan ideal jumlah armada dan personil dibanding jumlah penduduk ialah setiap satu unit mobil pemadam kebakaran digunakan untuk 10.000 penduduk. Berdasarkan SNI 03-733-1989, untuk pos Damkar, satu pos untuk melayani sekitar 30.000 penduduk.<br /><br />Berdasarkan data dari Damkar setempat, jika mengacu pada "Thrumbrule" yakni stanar Kota Tokyo Jepang, setiap 10.000 penduduk harus dilayani oleh satu unit mobil Damkar dan 25 personil Damkar. Sementara berdasarkan hasil riset di California, Amerika Serikat, setiap satu pos Damkar untuk melayani 18.183 penduduk dan 6.977 rumah.<br /><br />"Personil kita belum sampai 40 orang. Namun saat ini kami terus memaksimalkan yang ada. Secara bertahap kami akan upayakan lakukan penambahan personil, armada dan pos Damkar. Kita berharap nantinya dalam penanganan kebakaran semakin maksimal, terlebih sebentar lagi kita diprediksi segera memasuki musim kemarau dan itu juga rawan kebakaran lahan," katanya.<br /><br />Terkait penanganan kebakaran lahan musim kemarau, saat ini pihaknya tengah melakukan pemetaan kawasan yang dianggap rawan kebakaran.<br /><br />"Sebagai salah satu upaya menekan kebakaran saat kemarau, kami lakukan pemetaan wilayah yang dianggap rawan kebakaran seperti lahan kosong, daerah perkebunan dan wilayah hutan," katanya.<br /><br />Langkah awal pemetaan, kata dia, dilakukan berdasar data kebakaran lahan tahun lalu yakni dengan menentukan kawasan yang menjadi titik api penyebab kebakaran. Kemudian Tim Damkar yang telah ditunjuk melakukan survei ke lokasi tersebut. (das/ant)</p>