Damkar Palangka Raya Petakan Lahan Rawan Kebakaran

oleh
oleh

Sebagai salah satu upaya antisipasi dan menanggulangi dampak kebakaran musim kemarau, Pemadam Kebakaran Palangka Raya melakukan pemetaan lahan yang dianggap rawan kebakaran saat musim kemarau. <p style="text-align: justify;">"Ini sebagai salah satu upaya menekan kebakaran saat kemarau. Kami lakukan pemetaan wilayah yang dianggap rawan kebakaran seperti lahan kosong, daerah perkebunan dan wilayah hutan," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran Kota melalui Kabid Damkar, Wawan Berlison di Palangka Raya, Rabu.<br /><br />Ia mengatakan, langkah awal pemetaan dilakukan berdasar data tahun lalu yaitu dengan menentukan kawasan yang menjadi titik api penyebab kebakaran. Tim Damkar yang telah ditunjuk melakukan survei ke lokasi tersebut.<br /><br />"Kita cek ke lapangan untuk melihat kondisi infrastrukturnya. Bagaimana jalan, dan kondisi jembatan, bisa dilalui mobil atau tidak. Berapa jarak tempuh, berapa jauh dari lokasi rawan kebakaran yang lain, di mana letak sumber air dan ada beberapa titik air yang bisa kita gunakan untuk pemadaman kebakaran," katanya.<br /><br />Ia menerangkan, hasil survei itu kemudian diubah menjadi data lengkap yang berbentuk peta lokasi. Selanjutnya gambaran itu dijadikan sebagai pedoman pelaksanaan pemadaman kebakaran lahan.<br /><br />"Dengan data itu, kita akan menyusun strategi dan alternatif dalam melakukan pemadaman lahan," kata mantan Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) Damkar ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah itu.<br /><br />Wawan menjelaskan, lokasi yang berpotensi tinggi terjadi kebakaran ialah kawasan lingkar luar Jalan Mahir Mahar kemudian wilayah Pahandut Seberang, wilayah Kalampangan dan sekitar Jalan Tjilik Riwut Palangka Raya.<br /><br />"Wilayah itu, saat kemarau sering terjadi kebakaran. Untuk wilayah yang paling dekat biasanya juga terjadi kebakaran itu di sekitar Jalan G Obos ujung," katanya.<br /><br />Untuk memaksimalkan antisipasi kebakaran musim kemarau, pihak BPBD dan Damkar kota juga berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setempat sebagai penyedia data keberadaan titik-titik api. (das/ant)</p>