Daratan Banjarmasin Kian Bawah Permukaan Air Laut

oleh
oleh

Daratan Kota Banjarmasin, ibukota Proivinsi Kalimantan Selatan, belakangan ini kian di bawah permukaan air laut, terutama di saat air pasang dalam hingga sebagian besar wilayah daratan kini terendam. <p style="text-align: justify;">Dari dulu daratan kota Banjarmasin saat air pasang terdalam sudah berada 16 cintemeter di bawah permukaan air laut, apalagi sekarang perumukaan air laut terus meningkat menyusul perubahan iklim, maka kondisi daratan kota ini kian di bawah lagi, kata pejabat Pemko Banjarmasin, Muryanta di Balaikota, Senin.<br /><br />Muryanta yang juga Kepala Dinas Sungai dan Drainase Kota Banjarmasin itu menuturkan, agar kota ini tidak lebih terendam di masa mendatang, perlu ada perbaikan keberadaan sungai dan drainase.<br /><br />"Kalau ketinggian permukaan laut yang terus meningkat belakangan ini tidak bisa ditangkal oleh siapapun, hal itu memang sudah kondisi alam yang rusak, yang penting bagaimana kota ini tidak terlalu lama terendam akibat dari dampak perubahan alam itu," tuturnya.<br /><br />Sekarang ini, tambahnya, jika air pasang dalam maka sebagian besar wilayah daratan kota terendam air, tetapi setelah air laut surut wilayah ini masih terendam lantaran air tidak cepat turun ke kelaut karena sungai-sungai yang ada sudah rusak.<br /><br />Ada 105 sungai di Banjarmasin yang agak baik tinggal 74 buah, sisainya sudah mati atau rusak akibat sidementasi, sampah, dan limbah rumah tangga, limbah industri, dan limbah alam.<br /><br />Jika kondisi ini tetap dibiarkan sementara permukaan air laut terus menaik, maka akhirnya kota ini akan terendam.<br /><br />Karena itu melalui instansinya dilakukan perbaikan sungai melalui pengerukan, penambahan dan perbaikan saluran drainase.<br /><br />Dari upaya pengerukan selama ini baru sekitar tiga persen yang berhasil diperbaiki masih banyak lokasi sungai yang harus dikeruk dan diperdalam agar sirkulasi air laut yang masuk ke dataran perkotaan bisa lancar.<br /><br />Untuk memperbaiki sungai yang ada di wilayah ini diperlukan dana cukup besar, umpamanya untuk pembelian kapal-kapal keruk, kapala-kapal pembersih sungai, dan penambahan sistem drainase.<br /><br />"Kalau perhitungan kita dana yang dibutuh Rp3,8 tiliun," tuturnya.<br /><br />Dana itu Rp3,3 triliun untuk perbaikan sungai dan Rp524 miliar untuk pembangunan dan perbaikan sistem drainasinya, demikian Murytanta. <strong>(phs/Ant)</strong></p>