Masyarakat adat Dayak Meratus di Kalimantan Selatan berhasil melaksanakan panen raya madu hutan dan indikasi keberhasilan itu terlihat dari banyaknya tawaran madu hutan oleh masyarakat Dayak Meratus kepada LPMA Borneo Selatan. <p style="text-align: justify;">Koordinator Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Adat (LPMA) Borneo Selatan, Juliade mengatakan Minggu di Barabai, tawaran untuk membeli madu hutan itu dari masyarakat adat Dayak Meratus mulai dari Hampang di Kabupaten Kotabaru, Loksado di Hulu Sungai Selatan, Alai (Hulu Sungai Tengah), Pitap dan Balangan hingga mereka yang mendiami wilayah Tabalong.<br /><br />Banyaknya tawaran madu hutan dari semua sub etnis Dayak Meratus itu menunjukkan bahwa panen dapat dilakukan di semua wilayah pemukiman masyarakat adat atau disebut pula sebagai panen raya.<br /><br />LPMA Borneo Selatan sendiri merupakan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang mengayomi masyarakat adat Dayak Meratus di Kalsel.<br /><br />Salah satu program pemberdayaan masyarakat adat yang telah dilakukan oleh LPMA Borneo Selatan adalah pelatihan, peningkatan kualitas, produksi, pengepakan dan distribusi madu hutan khas Dayak Meratus.<br /><br />Menurutnya, keberhasilan panen raya madu hutan di dukung oleh musim buah yang berlangsung lancar sepanjang musim kemarau lalu.<br /><br />"Sebelumnya, karena kondisi cuaca panas yang sering turun hujan, sempat dikhawatirkan panen madu hutan tidak dapat dilaksanakan pada tahun ini," ujarnya.<br /><br />Namun memasuki akhir Agustus cuaca panas mulai mendominasi sehingga bunga dari tanaman buah dan tanaman hutan dapat bertahan.<br /><br />Sementara itu, menurut salah seorang penduduk wilayah pemukiman masyarakat adat di Balai Kiyu, Kecamatan Batang Alai Timur (BAT), HST, Cumin, panen madu memang berhasil dilaksanakan tetapi hasilnya tidak banyak.<br /><br />"Hasilnya tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya. Salah satu penyebabnya adalah hujan yang kadang turun saat musim kemarau sehingga banyak bunga yang tidak dapat bertahan dan gugur," ujarnya.<br /><br />Keberhasilan panen madu hutan sangat tergantung pada ketersediaan bunga baik dari tanaman buah maupun tanaman hutan.<br /><br />"Biasanya dalam satu sarang lebah bisa diperoleh 5 hingga 6 liter madu tetapi pada musim panen saat ini hanya berkisar antara 3 hingga 4 liter saja," katanya.<br /><br />Selain kepada LPMA Borneo Selatan, madu hutan hasil panen juga dijual masyarakat adat Dayak Meratus di pasar-pasar tradisional seharga Rp50 ribu yang dikemas dalam botol air mineral ukuran sedang. <strong>(phs/Ant)</strong></p>