DBD Makan Korban, Tindakan Dinkes Ditunggu

oleh
oleh

Musim pancaroba berdampak pada tingginya resiko penyebaran penyakit. Salah satu yang paling mengintai adalah Demam Berdarah Dengue (DBD). <p style="text-align: justify;">Hingga saat ini, sudah ada beberapa masyarakat Kabupaten Sekadau yang terserang DBD. Mayoritas diantaranya merupakan anak-anak. Bahkan, baru-baru ini satu orang anak berusia empat tahun meninggal. Diduga penyebabnya adalah terserang DBD terlihat dari ciri-ciri khas yang ditemukan di tubuhnya.<br /><br />Sudah membahayakan, DBD harus dientaskan. Guna mengantisipasi meluasnya penyebaran DBD, masyarakat diimbau untuk menjaga kebersihan lingkungan agar perkembangbiakan nyamuk bisa diminimalisir.<br /><br />“Rajin-rajin bersihkan lingkungan supaya tidak jadi sarang nyamuk, ini salah satu cara yang sering dikatakan pemerintah,” ujar Ignatius Dibas, pemerhati sosial dan politik Sekadau, kemarin.<br /><br />Yang utama adalah tugas pemerintah untuk mengantisipasi meluasnya dampak DBD. Karena itu, Dinas Kesehatan sebagai leading sector penanganan masalah ini diminta untuk mengintensifkan pengasapan (fogging) di lingkungan masyarakat, terutama di daerah-daerah yang sudah ditemukan kasus DBD.<br /><br />“Dinkes mesti terus menggiatkan fogging, khususnya di kawasan yang sudah terjadi kasus DBD sampai kawasan itu betul-betul bersih dari penyebaran DBD,” desak Dibas.<br /><br />Tak hanya itu, kawasan-kawasan yang tergolong endemik atau langganan DBD setiap tahunnya juga jangan sampai luput dari perhatian. Dinkes, kata Dibas, mestinya mengedepankan langkah antisipasi ketimbang penanggulangan.<br /><br />“Sebaiknya cegah dulu, jangan sampai sudah ada korban baru bertindak,” sarannya.[KN]</p>