Debat Publik Paslon Bupati dan Wakil Bupati Melawi, Saling Serang

oleh
oleh

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Melawi menggelar debat publik calon bupati dan wakil bupati dengan mengusung tema Mencari Figur Idola Membangun Kabupaten Melawi, Rabu (28/10). <p style="text-align: justify;">Acara debat dilaksanakan di aula gedung pendopo bupati Melawi dengan penjagaan ketat dari aparat kepolisian. Peserta pendukung pasangan calon juga dibatasi dengan hanya membolehkan membawa 100 orang masa pendukung dan tanpa disertai dengan alat peraga kampanye.<br /><br />Kendati jumlah pendukung masing-masing calon dibatasi, sorak sorai dukungan berulang kali terdengar dari para pendukung setiap kali para kandidat menyampaikan pandangan dan jawaban dari moderator maupun saat pasangan calon memaparkan visi-misinya.<br /><br />Sesi debat hari itu dibagi menjadi enam. Sesi pertama dimulai dengan penyampaian visi dan misi paslon, kemudian dilanjutkan dengan sesi kedua hingga keempat yang merupakan sesi yang mewajibkan paslon untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh moderator. Kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab antara paslon, dan terakhir adalah sesi penyampaian kata akhir dari masing-masing paslon.<br /><br />Umumnya, pertanyaan yang disampaikan oleh moderator dalam debat hari itu adalah pertanyaan terkait upaya apa yang dilakukan oleh paslon untuk memajukan Kabupaten Melawi lima tahun kedepan, upaya membenahi infrastruktur, menciptakan lapangan pekerjaan, serta upaya yang akan dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kabupaten Melawi yang terdiri dari 169 desa. <br /><br />Moderator juga menanyakan terkait langkah yang akan diambil oleh paslon terhadap masyarakat Melawi untuk menanamkan sikap mental dan bela negara agar tertanam dalam sanubari masyarakat Melawi.<br /><br />Dengan lugas dan tegas, kedua pasangan calon langsung menjawab pertanyaan yang dilontarkan. Tak terlihat keraguan saat mereka menjawab, seakan akan mereka telah benar-benar mengetahui apa yang harus dilakukan untuk membenahi dan memajukan Melawi lima tahun kedepan.<br /><br />Forum debat kemudian semakin menarik saat memasuki sesi kelima, yakni sesi tanya jawab. Masing-masing paslon diberikan kesempatan memberikan satu pertanyaan kepada lawannya. Disesi ini masing-masing paslon saling serang lawan politiknya baik secara langsung maupun melalui sentilan bernada seloroh maupun pujian atas jawaban dari  pertanyaan yang diberikan melalui tanggapan yang memang diperbolehkan dalam sesi kali ini.<br /><br />Pasangan nomor urut satu Panji-Dadi pada kesempatan itu memberikan pertanyaan mengenai laporan keuangan Pemkab Melawi yang tidak pernah mendapatkan predikat wajar tanpa pengecualian dari Badan Pemeriksa Keuangan.<br /><br />"Sedangkan selama ini seluruh kabupaten di Kalbar pernah menyabet predikat tersebut," tanya Dadi.<br /><br />Pertanyaan tersebut langsung dijawab oleh Firman Muntaco, Firman mengatakan, kesulitan Melawi untuk memperoleh predikat WTP dari BPK dikarenakan terkendala untuk menginfentarisir aset milik Kabupaten Melawi, selama ini menurut Firman, banyak aset Melawi yang ternyata juga diklaim oleh kabupaten Sintang yang notabennye dahulu Melawi menginduk pada Kabupaten Sintang.<br /><br />"Persoalan pertama adalah masalah aset, sintang tidak memberikan aset kita. Masih banyak aset kita yang dikuasai oleh pihak lain. Kalo masalah keuangan sudah ada lembaga yg mengatasinya," tegasnya.<br /><br />Sementara pasangan Firman-Jhon menanyai terkait tugas pokok dan fungsi dari wakil bupati kepada pasangan Panji-Dadi. <br /><br />Panji dahulunya notabanenya merupakan wakil dari Firman Muntaco semasa dirinya menjabat bupati Melawi diperiode lalu.<br /><br />"Tugas pokok dan fungsi wakil bupati adalah mengawasi pengawasan, bukan hanya tentang proyek tapi mengawasi kebijakan dari bupati dan harus membantu menyelesaikan jika ada temuan-temuan melalu masing-masing SKPD," jelasnya.<br /><br />Saat acara memasuki sesi ke empat, sempat terjadi sedikit kendala terkait kualitas pengeras suara yang digunakan oleh paslon nomor urut dua. <br /><br />Suara yang dihasilkan terdengar kecil dan mengema jika dibanding dengan paslon nomor urut satu. Selain itu juga, suara untuk paslon Firman-Jhon ternyata tidak keluar saat siaran langsung tengah dilakukan oleh salah satu radio lokal di Melawi. <br /><br />Acara kemudian sempat dihentikan setelah mendapat protes untuk dilakukan perbaikan, sekitar 45 menit kemudian, acara dilanjutkan kembali dan kemudian akhirnya ditutup dengan tepuk tangan seluruh yang menghadiri acara debat.<br /><br />Sementara itu, Ketua KPU Melawi, Julita  menjelaskan, debat publik merupakan salah satu tahapan pilkada yang harus dilalui oleh masing-masing calon.<br /><br />Melalui forum debat publik yang mengeksplorasi visi-misi masing-masing kandidat, diharapkan kedua paslon Tbisa menjelaskan rumusan konsep pembangunan yang ditawarkan dengan menyesuaikan aneka persoalan dan dinamika sosial, politik, ekonomi, hankam, maupun kebudayaan yang ada di Melawi. <br /><br />Julita menilai, secara keseluruhan acara telah berlangsung dengan sukses. Meskipun semoat terkendala oleh gangguan teknis.<br /><br />"Secara keseluruhan kami menilai ini berjalan sukses, tidak ada segmen yang terpotong, meskipun memang ada terkendala teknis, itu bukan karena kesengajaan," ujarnya.<br /><br />Dia juga mengharapkan kepada masyarakat agar dengan adanya debat publik yang dilakukan dapat membantu masyarakat untuk tidak lagi ragu dalam menentukan pasangan yang akan dipilih.<br /><br />"Semoga nanti tanggal 9 Desember masyarakat tidak lagi ragu dalam memilih pasangannya," harapnya. (KN))</p>