Debit Barito Naik Tongkang Dilarang Berlayar

oleh
oleh

Debit air pedalaman Sungai Barito, Kalimantan Tengah, naik di atas normal sehingga tongkang pengangkut batu bara dan kayu dilarang berlayar melewati jembatan KH Hasan Basri di Muara Teweh, kata petugas di Dinas Perhubungan setempat. <p style="text-align: justify;"><br />"Mulai hari ini Sabtu (17/11) semua angkutan tambang dan kayu dilarang berlayar melewati jembatan karena permukaan air Sungai Barito di atas normal," kata Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Barito Utara (Barut) Ferry Kusmiadi di Muara Teweh, Sabtu.<br /><br />Kenaikan debit air di pedalaman Sungai Barito itu akibat curah hujan yang cukup tinggi terutama di wilayah utara Kabupaten Murung Raya (Mura) dan sebagian lainnya karena air sungai meluap di kawasan Kabupaten Barut.<br /><br />Ketinggian air permukaan Sungai Barito pada Kamis pagi yang tercatat di skala tinggi air (STA) di Muara Teweh mencapai 11,70 meter menunjukan angka di atas normal sehingga tongkang dan kapal besar tidak bisa melintas di bawah jembatan sepanjang 270 meter yang dibangun pada 1990 itu.<br /><br />"Untuk sementara transportasi sungai khususnya angkutan kapal bertonase besar dihentikan sampai kondisi air sungai turun minimal batas STA 11,50 meter," katanya didampingi petugas Teknis Lalulintas Sungai, Rizalfi.<br /><br />Ia mengatakan, sebagian besar angkutan kapal tunda (tugboat) dan tongkang batu bara sudah berlayar sebelum ketinggian air Sungai Barito di atas normal.<br /><br />Namun, katanya, puluhan tongkang baik kosong maupun bermuatan puluhan ribu ton batu bara milik perusahaan pemegang izin kuasa pertambangan (KP) dan pemegang izin perjanjian karya pengusahaan pertambangan batu bara (PKP2B) terpaksa bersandar di kawasan hutan pinggiran Sungai Barito karena tidak bisa melewati jembatan.<br /><br />"Sejumlah tongkang masih ada tertahan di wilayah hulu, sebagian besar sudah lewat saat air belum naik," katanya.<br /><br />Kenaikan debit air di pedalaman Sungai Barito itu membuat sejumlah kawasan dataran rendah di wilayah Kabupaten Mura seperti Beriwit dan Angkang mulai terendam banjir.Selain itu sejumlah kawasan padat penduduk di Muara Teweh juga terendam banjir dengan ketinggian bervariasi antara 20 sentimeter hingga 70 cm. <strong>(das/Ant/foto : tempo.co.id)</strong></p>