Desa Panca Agung di Kabupaten Bulungan, Kaltim yang ditetapkan sebagai desa percontohan dalam pemanfaatan kotoran hewan menjadi tenaga alternatif berupa biogas, kini sudah memiliki 30 unit mesin pengolah biogas. <p style="text-align: justify;">Ketika ditetapkan sebagai desa percontohan 2010 lalu, Desa Panca Agung baru terdapat satu unit alat pengubah kotaran hewas (kohe) menjadi energi alternatif berupa biogas, kata Kepala Dinas Peternakan Kalimantan Timur (Kaltim) Ibrahim di Samarinda, Selasa.<br /><br />Namun, kata dia melanjutkan, karena masyarakat di desa itu merasakan manfaat dari biogas yang luar biasa, kemudian banyak warga yang mengikutinya secara swadaya, sehingga kini sudah ada 30 unit alat pengubah kohe menjadi biogas di desa itu.<br /><br />Meski warga membuat secara swadaya, namun pihaknya terus mendorong dan membantu masyarakat untuk menutupi dana kekurangan yang dimiliki warga desa.<br /><br />Saat ini, rata-rata satu alat lengkap pencipta biogas dilakukan patungan dana antara dua hingga tiga rumah atau kepala keluarga, sedangkan kemampuan warga setelah patungan tersebut, dananya akan ditambah oleh pemerintah baik melalui APBN, APBD Kaltim dan APBD kabupaten.<br /><br />Di luar desa itu, pemanfaatan kohe menjadi biogas yang bisa digunakan untuk memasak, menyalakan lampu listrik dan lainnya itu, juga terus dikembangkan di daerah lain.<br /><br />Di antaranya di Desa Sumber Sari, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara yang akan dibangun beberapa unit alat pengubah kohe menjadi biogas, dan di Desa Makroman, Samarinda Ilir akan dibangun tiga unit.<br /><br />Satu unit alat pengubah biogas hanaya butuh biaya sekitar Rp5 juta, sehingga hal ini jauh lebih murah dan ramah lingkungan.<br /><br />Sejak 2010, lanjut Ibrahim, pemanfaatan kohe sebagai bahan bakar pengganti Bahan Bakar Minyak (BBM) dan gas elpiji itu, telah dikembangkan di Desa Panca Agung, Bulungan sebagai daerah percontohan.<br /><br />Di desa tersebut telah berhasil menggunakan kohe untuk memasak dan menyalakan lampu listrik, bahkan menyalakan berbagai mesin pembuat kue atau jajanan, seperti keripik singkong, keripik pisang dan lainnya.<br /><br />Kualitas biogas yang dihasilkan lebih bagus dibanding kualitas gas elpiji. Caranya adalah, dengan mengolah 50 kilogram kotoran sapi dan air, maka bahan bakar yang dihasilkan untuk kebutuhan sehari-hari bisa lebih dari satu minggu.<br /><br />Melihat kenyataan itu, tentu akan mensejahterakan masyarakat karena warga bisa berhemat, atau tidak perlu lagi membeli BBM yang harganya terus meningkat. <strong>(das/ant)</strong></p>