Tidak hanya karena persoalan tidak ada sosialisasi dari pihak Perusahaan kepada beberapa desa wilayah Kecamatan Ella Hilir dan Menukung, Kabupaten Melawi, terkait pembangunan Pabrik PT. Citra Mahkota tyersebut. Namun persoalan lain juga menjadi penyebab warga menolak pembangunan pabrik itu. <p style="text-align: justify;">Persoalan yang dikhawatikan masyarakat di tersebut yakni terkait limbahnya. Lokasi yang akan dibangun pabrik tersebut dekat dengan singai. Sehingga masyarakat khawatir akan mencemari sungai yang disekitarnya.<br /><br />“Kami juga menolak lokasi pembangunan pabrik kelapa sawit yang berada dekat sungai lokasi pabrik. Kami tidak ada maksud menghalang-halangi dibangunnya pabrik. Tetapi lokasinya jangan berdekatan dengan sungai sumber kehidupan warga kami. Limbah pabrik nanti otomatis akan dibuang ke sungai, padahal air sungai dimanfaatkan warga untuk air minum, mandi dan untuk kebutuhan lainnya,” ungkap Kepala Desa (Kades) Tanjung Beringin, Ratimin, ditemui di Nanga Pinoh, kemarin.<br /><br />Menurut ratimin, jelas masyarakat akan dirugikan apabila pabrik berada di dekat sungai. Jika tetap dipaksakan dibangun pabrik, dampak negatif terhadap warga yang menggunakan air sungai kedepan. Kualitas air sungai dan sumur warga untuk kedepannya dipastikan bakal tercemar. “Ini yang kami kesalkan. rencana pembangunan pabrik tak ada sama sekali koordinasi dengan desa, main hantam saja,” sesalnya.<br /><br />Menurut Ratimin, tidak menolak ataupun melarang perusahaan akan membangun pabrik, namun harus dilihat dulu apa efek positif dan negatif dari pabrik setelah beroperasi nantinya. “Kalau ada koordinasi dengan desa, kami dengan perusahaan mencari atau menentukan lokasi yang jaraknya agak jauh dari sungai,” ujarnya.<br /><br />Selain itu diharapkan Ratimin, tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan untuk pembangunan pabrik itu memanfaatkan warga yang berdomisi diwilayah kebun setempat. <br /><br />“Salah satu tujuan didirikannya pabrik kelapa sawit ini, dapat bekerjasama dan membantu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar kebun,” ucapnya.<br /><br />Sementara itu Ketua DPRD Melawi Abang Tajudin mengungkapkan semua keluhan aspirasi masyarakat tersebut akan ditindak lanjuti dan akan dibawa kedalam rapat internal bersama pihak perusahaan dan warga. <br /><br />“Kepada warga untuk tidak main hakim sendiri terhadap pihak perusahaan dan terus menjaga kedamaian. Karena kalau terjadi anarkis, warga juga yang dirugikan,” pungkasnya. (KN)</p>