Dewan Pendidikan Kaltim Usulkan Cetak BSE

oleh
oleh

Dewan Pendidikan Kalimantan Timur mengusulkan kepada dinas terkait di kabupaten dan kota agar mencetak Buku Sekolah Elektronik (BSE) yang telah direkomendasikan dan ditayangkan Kemendiknas dalam bentuk online atau daring. <p style="text-align: justify;">"BSE sudah mendapat rekomendasi dari Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), bahkan sudah ditayangkan di web, dinas pendidikan di kabupaten dan kota tinggal mengunduh kemudian mencetaknya," kata Ketua Dewan Pendidikan Kalimantan Timur (Kaltim) Bohari Yusuf di Samarinda, Minggu. <br /><br />Usulan tersebut dilontarkan Bohari karena selama ini masih banyak keluhan dari orang tua siswa, bahwa harga buku paket untuk masing-masing mata pelajaran sangat mahal sehingga sejumlah orang tua siswa ada yang tidak sanggup membelinya. <br /><br />Untuk kelas 1 SD saja harga buku yang harus dibeli berkisar antara Rp15.000 hingga Rp35.000 per buku, sedangkan jumlah buku yang harus dibeli antara 6 hingga 10 eksemplar setiap satu semester. <br /><br />Kondisi inilah yang membuat beban orang tua semakin berat karena dalam satu tahun harus dua kali membeli buku. Anehnya lagi, buku dari kakak yang telah naik kelas tidak bisa digunakan untuk adik kelasnya. <br /><br />Dari pantaun ANTARA, salah satu orang tua siswa di SD negeri yang terletak di Jalan Pelita, Samarinda mengeluhkan mahalnya biaya pendidikan. "SPP-nya betul aja gratis, tapi harga bukunya sangat mahal, sama saja bohong," katanya. <br /><br />Orang tua siswa yang tidak mau disebutkan namanya ini melanjutkan, pada saat anaknya masuk di SD itu Juli lalu, dia terpaksa meminjam uang ke tetangga untuk membeli buku paket seharga sekitar Rp400.000 untuk 6 buku yang digunakan pada semester pertama. <br /><br />Namun uang pinjaman yang sebesar itu belum sempat dia lunasi, ternyata pengumuman lagi dari sekolah, bahwa anaknya harus membeli lagi 9 buku paket Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk semester 2, ditambah satu buku Bahasa Indonesia seharga Rp35.000. <br /><br />Menurut Bohari, seharusnya sejak dulu dinas pendidikan masing-masing daerah mencetak BSE untuk semua jenis mata pelajaran, sehingga tidak ada keluhan dari orang tua siswa. <br /><br />"BSE inikan sudah mendapat rekomendasi dari Kemendiknas, berarti mutu BSE sama saja dengan buku paket yang diterbitkan oleh sejumlah penerbit, tapi anehnya sekolah masih suka mewajibkan siswa membeli buku dari penerbit," kata Bohari lagi. <strong>(das/ant)</strong></p>