Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Barat memprioritaskan distribusi soal ujian nasional tahun ajaran 2010/2011 ke kabupaten terjauh di provinsi itu. <p style="text-align: justify;">"H-7 soal UN sudah kami distribusikan ke kabupaten terjauh seperti Kabupaten Kapuas Hulu, Sintang, Melawi, Sekadau, Sanggau, Landak, Ketapang dan Kayong Utara," kata Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalbar Alexius Akim di Pontianak, Selasa.<br /><br />Kemudian, pendistribusian soal UN dilanjutkan ke Kabupaten Sambas, Bengkayang, Kabupaten Pontianak, Kota Singkawang, Kabupaten Kubu Raya, dan terakhir Kota Pontianak.<br /><br />"Distribusi soal di Kota Pontianak kita lakukan pada H-1 menjelang UN. Minggu (17/4) kita distribusikan ke sub rayon yang telah ditetapkan," jelas Akim.<br /><br />Akim menambahkan, distribusi soal dilakukan dengan melihat kondisi geografis kabupaten/kota tersebut.<br /><br />"Apabila bisa didistribusikan melalui transportasi darat, maka dikirim melalui darat," jelasnya.<br /><br />Lebih lanjut Akim mengatakan, pendistribusian soal ini dikawal ekstra oleh orang-orang yang berkompeten di bidang pengawalan. Ini untuk menghindari kebocoran soal ujian nasional.<br /><br />"Distribusi soal dikawal ketat. Sesuai prosedur," katanya.<br /><br />Diknas Provinsi Kalbar mencatat jumlah peserta Ujian Nasional tingkat SMA/MA sebanyak 27.021 orang, SMK 10.603 peserta dan SMP 62.186 orang.<br /><br />Sementara itu, Psikolog Anak Roslina meminta para guru dan orang tua untuk tidak membiarkan anaknya stres karena mengalami kegagalan dalam ujian nasional.<br /><br />Menurutnya, sering terjadi usai pengumuman kelulusan ujian nasional, baik tingkat SMA maupun SMP, siswa yang gagal ujian nasional menjadi stres dan depresi.<br /><br />"Ada yang menderita stres ringan, tapi juga ada yang mengalami depresi sampai berteriak-teriak, bahkan melakukan tindakan yang menyakiti diri sendiri," katanya.<br /><br />Ia menilai, guru dan orang tua memiliki peran besar dalam memberikan bimbingan dan menjadi teman bertukar pikiran membantu mereka keluar dari perasaan depresi itu.<br /><br />"Gagal UN bukan akhir dari segalanya. Namun, tidak semua siswa mampu berpikir rasional dan realitis menghadapi persoalan yang mereka," terang Roslina.<br /><br />Pada saat kondisi tersebut, kata dia, siswa yang gagal, membutuhkan orang-orang terdekat untuk membangkitkan semangat hidup dan mengajarkan mereka berpikir optimistis.<br /><br />"Pada kondisi depresi, anak akan lebih banyak melamun dan menangis sendiri," jelasnya.<br /><br />Roslina mengaku, banyak hal yang bisa dilakukan orang tua dalam mengatasi stres dan depresi pada anak. Hal pertama yang harus dilakukan orang tua adalah mencari penyebab stres siswa. Di antaranya bisa terjadi karena tekanan dari diri sendiri yang disebabkan harapan sangat tinggi untuk bisa lulus pada ujian nasional, serta karena tekanan orang tua yang memaksa siswa harus lulus ujian.<br /><br />"Atau tekanan guru karena ingin semua siswa lulus dan sekolah mendapat prestasi terbaik pada kelulusan UN ini," katanya. <strong>(phs/Ant)</strong></p>