Berdasarkan hasil pemeriksaan Dinas Kesehatan Barito Selatan, Kalimantan Tengah tercatat ada tiga depot air isi ulang yang belum memenuhi standar baku mutu air. <p style="text-align: justify;">"Tiga depot air minum yang tidak memenuhi standar tersebut hasil pemeriksaan triwulan ke III pada bulan Oktober lalu," kata Kabid Penanggulangan Masalah Kesehatan, Dinkes Barsel, dr Djul Karnadia Palar, di Buntok, Kamis.<br /><br />Menurut dia, instalasi tiga depot air isi ulang itu masih belum sesuai dengan peraturan menteri kesehatan nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang persyaratan air minum.<br /><br />Oleh karena itu, pihaknya telah menyarankan supaya pengelola tiga depot air minum isi ulang tersebut untuk memperbaiki instalasinya.<br /><br />"Jika mereka tidak memperbaikinya, maka kita akan berkoordinasi dengan dinas terkait yang mengeluarkan izin tersebut untuk menutup usahanya," tegas Djul Karnadia Palar.<br /><br />Karena lanjutnya, yang harus dilakukan pengelola depot air minum isi ulang itu harus memeriksa dan membersihkan secara rutin filter dan tempat pengolahan air minumnya secara rutin agar hygienis dan aman untuk dikonsumsi.<br /><br />"Begitu juga dengan tempat penampungan air bahan bakunya juga harus bebas dari pencemaran, sedangkan untuk jarak tempat pengolahan dari WC minimal berjarak 10 meter,” jelasnya.<br /><br />Di samping itu kata dia, di sekitar sumber air baku serta tempat penampungan air minum atau tandonnya juga harus hygienis dan wajib diperiksa serta dibersihkan satu bulan sekali.<br /><br />Selain itu ia menyampaikan, untuk triwulan ke IV ini pihaknya juga telah mengambil 30 titik sampel instalasi PDAM Buntok, sedangkan depot air minum isi ulang diambil sebanyak 31 titik.<br /><br />Pemeriksaan secara fisik dan kimia kualitas air minum tersebut kata dia, menggunakan "water kit test" dan untuk pemeriksaan mikrobiologis kualitatifnya menggunakan Hydrogen Sulfide (H2S).<br /><br />"Sampel-sampel tersebut sudah kita kirim ke Labkesda Provinsi Kalteng untuk diperiksa secara mikrobiologis dan saat ini kita masih menunggu hasilnya," ungkap Djul Karnadia Palar. (das/ant)</p>