Sebanyak 240 orang wanita pekerja seks di Kalimantan Selatan terindikasi penyakit HIV dan AIDs dari total penderita sejak 2002 hingga Juni 2013 sebanyak 707 orang. <p style="text-align: justify;">Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan Rudiansyah di Banjarmasin, Kamis mengungkapkan, dari jumlah penderita HIV/AIDs dari wanita pekerja seks atau WPS tersebut sebanyak 222 kasus terkena HIV dan 18 kasus AIDs.<br /><br />"Tingginya angka kasus HIV dan AIDs pada WPS yaitu mencapai 33,9 persen dari total kasus yang terjadi, karena intensifnya program penanggulangan penyakit mematikan tersebut, di lokasi populasi kunci di kabupaten dan kota," katanya.<br /><br />Menurut Kadinkes, semakin cepat ditemukannya populasi kunci penyebaran HIV/AIDs di daerah ini, maka penanganan dan pencegahan penyebarannya juga akan semakin efektif.<br /><br />Kini, kata dia, komisi penanggulangan AIDS (KPA), sedang fokus untuk menangani dan mencegah penyebaran penyakit yang belum ditemukan obatnya tersebut di lokasi-lokasi tempat bekerja para WPS.<br /><br />Hal tersebut dilakukan, karena angka penderita HIV/AIDs kepada ibu rumah tangga juga terus meningkat, yang kini mencapai 79 orang atau 11,2 yang merupakan jumlah tertinggi kedua setelah WPS.<br /><br />Ditemukannya sebanyak 27 kasus HIV dan 52 kasus AIDs pada ibu rumah tangga tersebut, menjadi indikasi kuat bahwa HIV/AIDs tidak hanya berada pada populasi kunci yang rawan menularkan atau ditularkan, tapi sudah memasuki populasi umum atau masyarakat.<br /><br />Selain ibu rumah tangga, jumlah kasus HIV/AIDs yang menyerang tenaga non profesional juga cukup tinggi, juga mencapai 11,2 persen atau 79 kasus dengan rincian HIV 32 orang dan AIDs 47 kasus.<br /><br />Kemudian kasus pada narapidana mencapai 6,5 persen atau 46 kasus, pegawai negeri sipil tujuh kasus, nelayan, dua kasus, buruh kasar empat kasus, sopir tujuh kasus, tenaga profesional non medis, tiga orang, pelaut tujuh orang, tenaga medis satu orang, dan TNI/ Polri satu orang.<br /><br />Sisanya sebanyak 197 orang tidak diketahui status pekerjaannya, dengan demikian total penderita HIV/AIDs di Kalsel kini telah mencapai 707 kasus yaitu 393 kasus HIV dan 314 AIDs.<br /><br />Sebelumnya, Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kalimantan Selatan Soedarsono Aboe Yahman di Amuntai, mengatakan, saat ini seluruh kabupaten di Kalimantan Selatan telah ditemukan kasus penderita penyakit HIV/AIDS.<br /><br />Menurut dia, kasus HIv/AIDs seperti fenomena gunung es, yang berarti jumlah sebenarnya lebih banyak namun hanya permukaannya saja yang diketahui.<br /><br />"Masalah penyebaran penyakit HIV/ AIDS ini telah menjadi masalah kita bersama yang harus kita upayakan penanggulangannya secara bersama-sama pula," kata Soedarsono yang hadir pada Rakor KPAD HSU di Amuntai bersama sejumlah anggota KPAD Kalsel.<br /><br />Sehingga, kata dia, Satuan Kerja Perangkat Daerah Propinsi, Kabupaten/kota mendapat instruksi dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri) untuk mengalokasikan anggaran penanggulangan penularan HIV AIDS.<br /><br />Ia mengatakan, keluarnya instruksi dengan nomor surat 444.24/2259/SJ dalam upaya mempercepat pencapaian tujuan penanggulangan HIV AIDS secara nasional.<br /><br />"Perlu dukungan dan komitmen kuat Pemda guna mencegah penularan dan mengantisipasi dampak sosial akibat AIDS karena ini merupakan masalah bersama," katanya.<br /><br />Selain menginstruksikan pembentukan KPAD dan kesekretariatan KPAD propinsi dan kabupaten/kota, Pemda juga diminta memasukan program pengurangan penderita, pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) serta dijabarkan dalam rencana strategis dan rencana kerja tahunan SKPD.<strong> (das/ant)</strong></p>