Dinkes: Pengolahan Limbah Limbah Medis Terkendala Listrik

oleh
oleh

Pengolahan limbah medis oleh Puskesmas di Kota Palangkaraya, Provinsi Kalimantan Tengah, terkendala pengoperasiannya karena ada sarana kesehatan yang belum mendapat aliran listrik. <p style="text-align: justify;">Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya Holly Sindy menyatakan, alat pembakar limbah medis berupa incenerator itu akhirnya tidak bisa dimanfaatkan.<br />&lt;br />Ia memberikan apresiasi dengan adanya pelatihan terhadap petugas kesehatan dari WHO dan Kementerian Kesehatan RI tentang limbah medis termasuk limbah medis tajam, infeksius dan jarum suntik.<br /><br />"Salah satunya cara menghancurkan limbah tersebut secara manual dengan teknologi tepat guna,"ujar Holly.<br /><br />Pelatihan itu, kata Holly, diikuti sebanyak 32 petugas dari puskesmas di Palangka Raya, dengan pemateri dari Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi.<br /><br />Dijelaskannya, latar belakang hingga pelatihan tersebut dilakukan karena selama ini pengolahan limbah medis belum sepenuhnya benar dan aman dimana ingkungan di sekitarnya juga bisa tercemar.<br /><br />Limbah medis adalah limbah yang dihasilkan dari pembuangan alat-alat medis padat seperti jarum suntik, sarung tangan, kapas, botol, spesimen, dan kemasan reagen yang mengandung banyak virus.<br /><br />Selain itu, ada juga limbah cair medis seperti pelarut organik, bahan kimia untuk pengujian, air bekas cucian alat, dan sisa-sisa spesimen.<br /><br />Kemudian limbah medis gas yang dihasilkan dari penggunaan generator, sterilisasi dengan etilen oksida, dan uap air raksa dari termometer yang pecah.<br /><br />Semua limbah itu cukup membahayakan lingkungan, khususnya lingkungan sekitar rumah sakit, puskesmas dan pustu, bahkan sering dijumpai pembuangan limbah medis itu sering dicampur dengan limbah nonmedis.<br /><br />"Limbah medis termasuk jarum suntik dapat menyebabkan infeksi silang, jika tidak terakomodir dengan baik, contohnya kalau membuang jarum suntik sembarangan, dimana ada penyakit infeksi yang bisa menularkan," ujarnya.<br /><br />"Inilah yang menjadi perhatian baik secara nasional dan internasional, sehingga perlu adanya pelatihan tersebut," tegas Holly.<strong> (das/ant)</strong></p>