Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Undoro Kasih Anggoro, mengatakan, pada tahun 2025 diprediksi akan terjadi defisit bahan pangan 70 juta ton dengan jumlah penduduk dunia sekitar 8 miliar jiwa. <p style="text-align: justify;">"Defisit diperkirakan terjadi di kawasan Asia Selatan, Asia Timur Jauh dan Afrika. Ini waktu yang singkat sehingga harus diantisipasi dari sekarang," kata Undoro Kasih Anggoro di Pontianak, Kamis (20/01/2011). <br /><br />Menurut dia, salah satu upaya adalah menjadikan Kalimantan sebagai "pulau pangan" nasional. <br /><br />Ia menambahkan, dengan luas wilayah yang dimiliki saat ini, kontribusi Kalimantan terhadap bahan pangan nasional masih kecil. <br /><br />Ia mencontohkan padi, Kalimantan hanya memberi kontribusi 6,86 persen dari total produksi beras nasional. <br /><br />Padahal, lanjut dia, masih banyak potensi lahan di Kalimantan yang bisa digarap untuk produk bahan pangan. <br /><br />"Terlebih lagi kalau didukung teknologi, hasilnya akan semakin berlimpah," kata dia. <br /><br />Berdasarkan prediksi Bank Dunia, hanya dua wilayah yang surplus bahan pangan di masa mendatang yakni Eropa dan Amerika. <br /><br />Hal itu karena kedua negara tersebut mampu memanfaatkan teknologi secara optimal sehingga produksi pertaniannya juga maksimal. <br /><br />Ia sangat nendukung rencana empat pemerintah provinsi di Kalimantan menjadikan wilayah itu sebagai pulau pangan. <br /><br />"Semua pemda harus satu suara untuk hal ini agar hasilnya maksimal," kata Undoro. <br /><br />Kelebihan Kalimantan, lahan relatif datar, serta bebas dari bencana gempa bumi. <strong>(phs/Ant)</strong></p>