Dinas Pendidikan Jawa Tengah mengingatkan sekolah menengah kejuruan (SMK) bukan sebagai pusat industri meski menghasilkan berbagai produk unggulan, termasuk mobil yang dinamai Esemka. <p style="text-align: justify;">Dinas Pendidikan Jawa Tengah mengingatkan sekolah menengah kejuruan (SMK) bukan sebagai pusat industri meski menghasilkan berbagai produk unggulan, termasuk mobil yang dinamai Esemka.<br /><br />Kepala Disdik Jateng Kunto Nugroho HP di Semarang, Jumat, mengatakan, sesuai tujuannya SMK sebagai pusat pendidikan dan pelatihan serta pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).<br /><br />Hal itu diungkapkannya menanggapi wacana pengembangan mobil Esemka buatan anak-anak SMK menjadi mobil nasional.<br /><br />Ia menjelaskan, mobil itu salah satu dari ratusan produk unggulan yang dihasilkan siswa SMK.<br /><br />Ia menjelaskan, pendidikan SMK ditujukan mengembangkan iptek itulah kemudian yang menjadikan siswanya menghasilkan beragam produk unggulan, salah satunya mobil Esemka yang saat ini ramai diperbincangkan.<br /><br />"Setidaknya ada 424 program keahlian yang dikembangkan di SMK, mulai bidang otomotif dengan mengembangkan mobil segala model, kemudian bidang pertanian dengan beragam inovasi untuk pengembangan pertanian," katanya.<br /><br />Namun, katanya, SMK bukan menjadi pusat industri, meski produk-produk unggulan yang dibuat siswa SMK itu akhirnya diminati oleh pasar, misalnya banyak menerima pesanan produk.<br /><br />"SMK bukanlah pusat industri, kalau kemudian produk yang dihasilkan anak-anak SMK itu diminati pasar dan industri, ya biarlah industri nanti yang bergerak. SMK tetap menjadi pusat pengembangan iptek," katanya.<br /><br />Pakar mesin automotif Universitas Negeri Semarang Wirawan Sumbodo membenarkan bahwa SMK sebagai lembaga pendidikan harus bekerja sama dengan kalangan industri untuk memasarkan produk-produk yang dihasilkannya.<br /><br />"Seharusnya lembaga pendidikan, industri, dan pemerintah bekerja sama. SMK tidak mungkin dibiarkan berjuang sendiri untuk melakukan pengembangan iptek, sebab biaya yang diperlukan sangat mahal," katanya.<br /><br />Ia mencontohkan tentang kerja sama yang baik antara lembaga pendidikan, industri, dengan pemerintah di Jerman.<br /><br />Sebab, katanya, lembaga pendidikan memang untuk menunjang industri dalam pengembangan iptek.<br /><br />Sumbodo yang pernah menangani proyek pengembangan "Arina", prototipe mobil kecil dari Unnes tersebut mengatakan, pabrikan mobil besar di Jerman kerap menggunakan hasil penelitian lembaga pendidikan untuk produknya.<br /><br />"Saya pernah beberapa kali kunjungan ke Jerman, termasuk melihat proses produksi mobil di pabrikan mobil terkemuka. Ternyata, mobil produksinya menggunakan beberapa komponen hasil penelitian perguruan tinggi," katanya.<br /><br />Penggunaan hasil penelitian perguruan tinggi oleh industri itu, katanya, membuktikan kerja sama yang baik dan menguntungkan antara lembaga pendidikan yang didukung pemerintah dengan kalangan industri.</p>