Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Tabalong, Kalimantan Selatan mendatangkan perajin asal Bantul, Yogyakarta untuk melatih para perajin bambu di Desa Banyu Tajun Kecamatan Banua Lawas. <p style="text-align: justify;">Sebanyak 30 perajin bambu yang tersebar di Banua Lawas jelas Kadisperidagkop Tabalong, Birhasani mendapatkan pelatihan kerajinan selama 15 hari di kantor kecamatan setempat.<br /><br />"Tabalong punya potensi untuk usah kerajinan bambu karena itu sebagai upaya peningkatan kualitas serta kreatifitas perajin kita mendatangkan pelatih dari Bantul," jelas Birhasani, Senin di Tanjung, ibukota Tabalong.<br /><br />Para perajin bambu mendapatkan pelatihan terkait pembuatan pola, bentuk dan corak pewarnaan kerajinan yang dibuat.<br /><br />Produk kerajinan bambu asal Desa Banyu Tajun sendiri cukup populer di Tabalong hingga mengikuti pameran pembangunan tingkat provinsi.<br /><br />Namun keterbatasan dana dan masih minimnya daya kreativitas perajin menyebabkan produk kerajinan ini belum bisa dipasarkan secara optimal.<br /><br />Sedangkan potensi tanaman bambu di wilayah Tabalong ujar Birhasani cukup tinggi hanya saja pelaku usaha kerajinan bambu masih minim.<br /><br />"Usaha kerajinan memang jadi usaha sampingan warga setempat namun karena produk yang dihasilkan belum bisa dipasarkan secara optimal sehingga kurang berkembang," tambah Birhasani.<br /><br />Untuk mengembangkan usaha kerajinan sebagai sumber penghasilan alternatif, Disperindagkop pun melakukan berbagai pembinaan termasuk pelatihan guna menambah keterampilan para perajin.<br /><br />Selain kerajinan bambu, Disperindagkop juga mengembangkan kerajinan anyaman purun di dua desa yakni Desa Sei Rukam Kecamatan Pugaan dan Desa Banua Lawas Kecamatan Banua Lawas.<br /><br />Hasil kerajinan anyaman purun sendiri juga sudah populer di Bumi Saraba Kawa namun masih kalah bersaing dengan produk dari luar seperti Hulu Sungai Utara (Amuntai). <strong>(phs/Ant)</strong></p>