Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, mengimbau masyarakat agar mewaspadai peredaran daging bangkai ayam atau ayam mati dan ayam mengandung formalin. <p style="text-align: justify;">Kepala Distanak Kabupaten Kotawaringin Timur, I Made Dikantara di Sampit, Selasa mengatakan, meski pun hingga saat ini masih belum ada temuan daging ayam yang mengandung bahan pengawet formalin maupun tiren, masyarakat harus tetap waspada.<br /><br />Biasanya daging ayam tiren dan berformalin marak diperjualbelikan saat hari-hari tertentu seperti Ramadhan dan hari besar agama lainnya karena saat itu permintaan daging ayam cukup tinggi.<br /><br />Sepintas daging ayam segar dengan tiren tidak ada perbedaan mencolok, sehingga calon pembeli harus lebih teliti memilih daging ayam yang akan dibeli.<br /><br />Ayam tiren mempunyai ciri-ciri antara lain dagingnya berwarna kebiru-biruan atau agak pucat, aroma amis sangat menyengat, dan pembuluh darah pada leher bekas potongan terlihat tidak melebar, bagian kepala dan leher terdapat bercak darah.<br /><br />Sedangkan untuk ciri daging ayam yang mengandung formalin, daging ayam terlihat pucat dan tidak dikerubuti lalat, bagian daging dan permukaan kulit mengkilat dan keras, jika disayat dengan pisau serat daging tidak terbelah.<br /><br />Menurut Dikantara, untuk daging ayam yang layak konsumsi memiliki ciri seperti daging segar, aroma amis khas ayam, berwarna putih, bersih, serta tidak terdapat bercak-bercak darah pada dagingnya, dan biasanya dikerumuni lalat.<br /><br />"Kami harap masyarakat untuk tidak tergiur dengan harga yang murah dan harus memperhatikan kondisi ayam sebelum membeli, jika dilihat ada ciri-ciri seperti ayam tiren atau mengandung formalin maka jangan dibeli," katanya.<br /><br />Daging ayam tiren atau yang mengandung formalin apabila di konsumsi akan mengganggu kesehatan.<br /><br />Untuk memberi rasa aman kepada masyarakat dan mengantisipasi terjadinya peredaran daging ayam tiren dan berformalin di pasaran, Distanak Kotawaringin Timur dan instansi terkait lainnya dalam waktu dekat akan melakukan pantauan di pasar-pasar tradisional di wilayah Kota Sampit.<br /><br />Meski pun belum ada temuan daging ayam tiren dan berformalin, pantauan tetap akan dilakukan sebagai upaya pencegahan dan melindungi konsumen.<br /><br />Saat Ramadhan hingga Lebaran, biasanya banyak dimanfaatkan pedagang nakal yang ingin mendapat keuntungan besar tanpa memperhatikan kesehatan para pembeli.<br /><br />Sementara, Dasar (57) pedagang daging ayam di pasar tradisional Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM) Sampit mengaku tidak pernah menjual daging ayam yang telah mati apalagi memberi formalin, selama 8 tahun berjualan selalu menyembelih ayam yang masih hidup dan sehat.<br /><br />"Kami para pedagang daging ayam di pasar tradisional PPM Sampit tidak ada yang berjualan daging ayam tiren atau berformalin, karena sebagian besar pembeli adalah pelanggan tetap, kami tidak akan berani berbuat curang dengan menjual daging ayam tiren atau berformalin," terangnya.<br /><br />Dirinya mengaku selama menjadi penjual daging ayam di pasar PPM Sampit tidak pernah mendengar adanya pedagang yang menjual ayam tiren atau berformalin. <strong>(phs/Ant)</strong></p>