Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia sedang memperjuangkan untuk mengubah kebijakan anggaran pembangunan yang sebelumnya berdasarkan jumlah penduduk menjadi pendekatan kewilayahan. <p style="text-align: justify;">Hal tersebut disampaikan Ketua Tim Sosialisasi Rencana Strategi DPR-RI ke Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Pius Lustrilanang, di Banjarmasin, Kamis (24/02/2011). <br /><br />Menurut dia, saat ini DPR-RI sedang memperjuangkan tentang rencana anggaran tidak lagi hanya sekadar pada jumlah penduduk tetapi juga pendekatan kewilayahan. <br /><br />"Bukan hanya wilayah Kalimantan yang pembangunannya masih relatif tertinggal dibanding Jawa, Sumatra maupun Sulawesi, tetapi hampir seluruh wilayah Indonesia bagian Timur kini masih tertinggal," katanya. <br /><br />Dia mengatakan perlu adanya pendekatan melalui politik penganggaran yang lebih mencerminkan keadilan bagi daerah. <br /><br />"Karena masih dalam pembahasan riil seperti apa politik anggaran yang berkeadilan tersebut, belum bisa disampaikan," katanya. <br /><br />Kedatangan Pius ke Banjarmasin bersama sepuluh anggota DPR-RI lainnya dalam rangka sosialisasi rencana strategis DPR-RI. <br /><br />Sosialisasi yang juga dilakukan pada 10 perguruan tinggi terkemuka lainnya di Indonesia tersebut, bertujuan memberikan informasi yang jelas kepada akademisi sekaligus juga menjaring aspirasi. <br /><br />"Selama ini informasi yang diberikan melalui media dan lainnya hanya sepotong-sepotong sehingga sering menimbulkan persepsi yang salah," katanya. <br /><br />Dengan sosialisasi tersebut, kata dia, diharapkan akademisi bisa mendapatkan informasi secara utuh dan bisa menanggapi lebih bijak. <br /><br />Beberapa agenda prioritas yang disampaikan narasumber DPR-RI Krishna Nur Pribadi antara lain penguatan kelembagaan antara lain pembentukan badan fungsional keahlian DPR, unit pengawasan internal dan reformasi kesetjenan. <br /><br />Kemudian penguatan kehumasan, kemandirian pengelolaan anggaran DPR-RI. <br /><br />"Kalau dahulu fungsi anggota DPR-RI hanya tukang stempel, dengan adanya kemandirian anggaran diharapkan hal tersebut tidak terjadi lagi," katanya. <br /><br />Dalam kesempatan tersebut, juga disampaikan tentang rencana pembangunan gedung DPR-RI yang kondisinya sudah tidak memungkinkan lagi. <br /><br />Sayangnya, materi sosialisasi yang disampaikan kurang mendapatkan tanggapan dari para Dosen Unlam maupun IAIN, justru yang mencuat adalah aspirasi tentang pembangunan Kalimantan yang masih terpinggirkan. <strong>(phs/Ant)</strong></p>