Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Banjarmasin Tugiatno menyatakan, sungguh memprihatikan gaji guru honorer sekolah luar biasa (SLB) Desa Pelambuan, Kecamatan Banjarmasin Barat, cuma Rp200 ribu per bulan. <p style="text-align: justify;">"Kita sangat prihatin mendengar keluhan para guru honorer di SLB hanya digaji sebesar Rp200 ribu per bulan," ujarnya saat berada di gedung DPRD Kota Banjarmasin, Jumat.<br /><br />Ia mengaku mengetahui hal itu, saat kunjungan ke SLB yang memiliki jenjang dari SD-SMA tersebut Kamis (11/12), dan mendapatkan banyak keluhan terkait kesejahteraan guru-guru di sana masih jauh dari harapan, khususnya honorer.<br /><br />"Menurut pihak SLB tersebut, sebanyak tujuh orang guru honorer mengabdikan diri di sekolah itu," ungkap politisi Pertai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) tersebut.<br /><br />Ia berpendapat, honorarium hanya sebesar Rp200 ribu perbulan sangatlah kecil, dibanding dengan beratnya tugas mereka mendidik anak-anak yang memiliki sifat luar biasa tersebut.<br /><br />"Kalau biasa ada cerita guru memukul murid, tapi kalau di sana (SLB) guru yang biasa dipukul murid," ucapnya.<br /><br />Dari keadaan tersebut, lanjutnya, dapat disadari, pengabdian para guru di SLB sangatlah berat, sehingga harus mendapatkan perhatian khusus harusnya dari pemerintah, apalagi sekolah itu milik pemerintah sendiri.<br /><br />"Kita (anggota dewan) akan memperjuangkan kesejahteraan bagi guru SLB ini, sebab bagi kita mereka harus mendapatkan perhatian baik dari pemerintah," tuturnya.<br /><br />Selain kesejahteraan guru di SLB yang memiliki murid hampir 150 orang, ungkapnya, sarana dan prasarana sekolah tersebut juga sangat memprihatinkan.<br /><br />"Khususnya di bagian ruang SDLB, sudah sangat memprihatinkan, banyak fasilitasnya yang rusak, serta fisik bangunan yang lapuk," bebernya.<br /><br />Ia menyatakan, pihaknya akan memanggil Dinas Pendidikan setempat terkait masalah SLB tersebut, supaya pemerintah dapat memberi perhatian, tidak hanya perbaikan sarana prasarana, namun juga kesejahteraan guru-gurunya.<br /><br />"Masalah SLB Negeri Pelambuan tersebut akan menjadi agenda penting kita, termasuk memperjuangkan SLB lainnya di kota ini," demikian Tugiatno. (das/ant)</p>