Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabuaten Landak meminta kepada pemerintah daerah setempat agar selektif dalam menerima investor khususnya perkebunan kelapa sawit yang sering bermasalah di lapangan. <p style="text-align: justify;">"Selama ini banyak permasalahan antara masyarakat dan beberapa perusahaan sebagai akibat adanya miskomunikasi dan penyimpangan yang terjadi di lapangan," kata anggota Komisi B DPRD Landak Lamri di Ngabang, Sabtu.<br /><br />Menurut dia, sejak awal masuknya investasi perlu dikelola secara total, dan tidak menyalahi aturan. Sosialisasi yang dilakukan juga bukan hanya sebagai bentuk formalitas, sehingga dikemudian hari menimbulkan masalah baru.<br /><br />"Kami, DPRD seharusnya bisa diajak sejak awal masuknya investor. Dalam hal ini elemen-elemen yang berkaitan langsung seharusnya dilibatkan. Sehingga bisa benar-benar bisa diakomodir, agar tidak sepihak saja. Pemkab juga diminta untuk lebih selektif dalam menerima investor, bukan saja perusahaan perkebunan tetapi juga perusahaan-perusahaan lain," ungkap Lamri.<br /><br />Ia juga mengatakan, penanam modal yang sudah berhubungan dengan pemda, seolah-olah tidak mau tahu dengan DPRD. Saya mengingatkan agar kita bisa sama-sama untuk meminimalisir konflik-konflik yang ada, walaupun menghilangkan konflik tersebut tidak mungkin.<br /><br />"Keinginan kami sejak awal dprd jangan ditinggalkan, jangan sudah ada masalah baru dprd yang jadi sasaran demo dan sasaran kekesalan masyarakat," kata Lamri.<br /><br />Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Landak Klemen Apui juga menegaskan, pihaknya sebagai koordinator komisi B yang membidangi perkebunan akan mengagendakan untuk rapat dengar pendapat dengan pihak instansi terkait di lingkungan Pemkab Landak.<br /><br />"Bulan depan (November) kita akan panggil dinas perkebunan dan kehutanan serta pihak terkait lainnya. Untuk kita minta pendapatnya, karena baru-baru ini banyak muncul persoalan sengketa di lapangan antara masyarakat dan perusahaan sawit. Baik soal batas wilayah, juga ada mengambil alih perusahaan," tegas Klemen Apui. <strong>(phs/Ant)</strong></p>