Ekspor non migas dari Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) pada periode Januari-April 2011 mencapai 4,5 miliar Dolar Amerika (AS), sedangkan tiga negara terbesar menjadi tujuan ekspor adalah Jepang, China dan Korea Selatan. <p style="text-align: justify;">"Komoditi yang paling banyak diekspor adalah bahan bakar mineral yang didalamnya termasuk batubara, dengan nilai mencapai 4,1 miliar dolar," ujar Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kaltim M Djailani di Samarinda, Selasa.<br /><br />Djailani yang diampingi Kabid Perdagangan Luar Negeri (PLN) Djoni Taupan ini melanjutkan, bahwa komoditi terbesar kedua yang diekspor adalah kayu dan barang-barang dari kayu dengan nilai ekspor mencapai 115 juta dolar.<br /><br />Selanjutnya untuk lemak dan minyak hewani atau nabati menempati urutan ketiga sebagai penyumbang ekspor Kaltim ke sejumlah negara, dengan nilai 73,2 juta dolar.<br /><br />Komoditi yang menempati urutan keempat sebagai barang yang banyak diekspor adalah ikan dan udang. Nilai yang dihasilkan dari transaksi jenis ikan ini mencapai 55,1 juta dolar pada periode Januari-April.<br /><br />Bahan kimia organik dan anorganik juga turut berperan dalam kenaikan nilai ekspor Kaltim. Untuk bahan kimia organik, nilai ekspor yang telah dihasilkan mencapai 43,5 juta dolar, sedangkan bahan kimia anorganik sebesar 50,2 juta dolar.<br /><br />Berbagai bentuk makanan ringan atau olahan dari tepung juga banyak diekspor ke luar negeri. Sedangkan nilai ekspor yang dihasilkan dari produk makanan dari tepung ini mencapai US$ 1,5 juta.<br /><br />Dibanding dengan perolehan ekspor pada 2010 dalam periode yang sama, hasil yang dicapai pada 2011 ini jauh lebih besar. Sebagai contoh, total nilai ekspor Kaltim periode Januari-April tahun 2010 senilai 3,8 miliar dolar.<br /><br />Sedangkan komoditi terbesar yang diekspor pada 2010 masih sama dengan 2011, yakni bahan bakar mineral, kayu dan barang-barang dari kayu, serta lemak dan minyak hewani atau nabati.<br /><br />Untuk ekspor bahan bakar mineral pada Januari-April 2010 senilai 2,472 miliar dolar. Kemudian kayu dan barangt-barang dari kayu 92 juta dolar, dan untuk ekspor lemak dan minyak hewani atau nabati sebesar 62,9 juta dolar.<strong> (das/ant)</strong></p>