Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan ekspor produk rotan pada 2013 mencapai 230 juta dolar AS dengan pangsa pasar ke Amerika Serikat dan Eropa. <p style="text-align: justify;">"Semester II tahun ini, kinerja ekspor mebel dan kerajinan rotan di Amerika Serikat dan Eropa menduduki posisi ke enam di bawah China dan Vietnam. Pemerintah optimistis ekspor produk rotan pada 2013 menyentuh angka 230 juta dolar AS," kata Direktur Hasil Hutan dan Perkebunan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Aryan Warga di Jakarta, Jumat.<br /><br />Sementara itu Ketua Umum Asosiasi Mebel dan Kerajinan Rotan Indonesia (AMKRI), Soenoto mengatakan minimnya bahan baku membuat utilitas produsen rotan mencapai 20 persen, setara dengan nilai ekspor sekitar 100 juta dolar AS per tahun.<br /><br />"Selama ini kapasitas produksi pelaku usaha rotan di dalam negeri sangat besar. Setidaknya, industri penghasil produk rotan bisa mengekspor sekitar 400 juta hingga 500 juta dolar AS per tahun," ujarnya.<br /><br />Berbekal perlindungan bahan baku rotan oleh pemerintah, menurut Hatta, industri penghasil produk rotan secara bertahap menargetkan ekspor senilai 400 juta hingga 500 juta dolar AS dalam lima tahun mendatang.<br /><br />"Untuk tahap awal, pelaku usaha di dalam negeri akan memelihara kapasitas dalam negeri serta meningkatkan utilitas perusahaan domestik. Dalam lima tahun diharapkan kinerja industri rotan terus stabil," paparnya.<br /><br />Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia menjadi pengekspor bahan baku rotan terbesar di dunia. <br /><br />Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor rotan total dari 10 provinsi mencapai 32.844,98 ton senilai 32,219 juta dolar AS. <strong>(das/ant)</strong></p>