Festival Jenang Bahari Sabet Rekor MURI

oleh
oleh

Festival Jenang Solo tahun 2015 yang dipusatkan di kawasan Ngarsopuro, Selasa (17/2/15), berhasil memecahkan Museum Rekor Indonesia (MURI). <p style="text-align: justify;">Sebanyak 33.270 takir atau bungkus jenang yang disediakan puluhan stan habis sesaat setelah festival dibuka oleh Walikota Surakarta FX Hadi Rudyatmo. Jenang sebanyak itu  dibagikan kepada masyarakat yang hadir dalam acara puncak acara HUT kota Solo ke 270.<br /><br />“Ini diluar prediksi kami, awal mula kami tak yakin rekor pembagian 30.000 bubur (jenang) yang disandang oleh Kepulauan Riau mampu terlampaui. Namun ketika kami hitung, justru jumlahnya melebihi target yang sudah ditentukan panitia, yakni menembus 33.270 takir jenang. Atas prestasi ini, kami mencatatkan keberhasilanya di Muri dengan nomer rekor 6.839, sebagai pembagian jenang terbanyak,” ujar Manajer Muri, Paulus Pangka.<br /><br />Festival ini sebagai bentuk kampanye dan nguri-uri kuliner peninggalan nenek moyang, sekaligus puncak peringatan hari jadi kota Solo ke 270. Dalam festival jenang tersebut juga dihadiri Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Saut P. Hutagalung.<br /><br />Dalam kesempatan tersebut Dirjen yang mewakili Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengapresiasi masyarakat Solo yang membuat festival jenang bahari. Dengan seperti itu, maka kedepannya makanan yang bernama jenang tersebut akan tetap eksis bagi masyarakat Solo dan Indonesia.<br /><br />Selain itu makanan jenang tidak akan tergeser dengan makanan lainnya yang lebih modern dan cepat saji.Dengan adanya jenang/bubur bahari ini diharapkan dapat meningkatkan daya konsumsi ikan laut bagi masyarakat Solo. "kami mewakili Ibu Menteri mengapresiasi bagi masyarakat Solo yang membuat festival jenang bahari. Dengan ini kami mengajak masyarkat Solo, meski jauh pantai dan laut, namun konsumsi ikan bisa ditingkatkan," ungkapnya.<br /><br />Jenang/bubur merupakan salah satu makanan yang dibawa rombongan raja Keraton Sala waktu memindahkan kerajaan dari Kartosura menuju desa Sala pada 270 tahun silam. Sehingga jenang tersebut dijadikan simbol makanan khas dan di uri uri dalam bentuk festival.<br /><br />Pantauan RRI Jenang/Bubur bahari seperti halnya bubur ayam, yang sering dijumpai masyarakat, hanya daging ayam itu digantikan dengan daging ikan laut, udang, maupun cumi-cumi. Bubur ini disajikan dalam sebuah pincuk terbuat dari daun pisang.<br /><br />Sementara itu Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo menerangkan, langkah ini salah satu wujud dukungan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk kembali memunculkan predikat Indonesia, sebagai negara maritim. Salah satu bukti nyatanya, dengan mengkombinasikan ikan laut untuk dijadikan jenang.<br /> <br />“Tahun ini sudah menginjak tahun keempat penyelengaraan festival jenang. Saya hanya menghimbau kepada masyarakat untuk terus mengkonsumsi ikan laut, selain banyak mengandung gizi, juga potensi ikan laut di Indonesia sangat kaya. Sehingga saya yakin, keberadaan ikan laut jika dikelola dengan baik tak akan habis,” kata pria yang akrab disapa Rudy ini. <em><strong>(RRI)</strong></em></p>