SINTANG,KN—Rencana Aksi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) menargetkan tahun 2026 zero angka kemiskinan ekstrim di Kabupaten Sintang, didukung oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sintang, Florensius Ronny.
Menurut Ronny, rencana aksi ini patut diberikan dukungan oleh semua pihak, bukan saja dari pihak pemerintah dan DPRD, tapi juga pihak NGO hingga dunia usaha yang ada di Kabupaten Sintang.
“Rencana aksi ini saya lihat sudah bagus. Tentu kita dukung. Untuk mencapai keberhasilan ini, tentu saja butuh melibatkan semua pihak,” kata legislator Partai Nasdem ini.
Sebagaimana diketahui, Bappeda Kabupaten Sintang tengah menyusun rencana aksi percepatan penghapusan kemiskinan ekstrim Kabupaten Sintang tahun 2023-2026. Targetnya, tahun 2026 Sintang bebas dari angka kemiskinan ekstrim yang saat ini angkanya mencapai 2,16% atau 9.288 jiwa.
Ronny melihat, target pengentasan angka kemiskinan ekstrim tersebut bukan tidak bisa dicapai. Asalkan target sasaran jelas, kemudian diintervensi bukan saja dari pemerintah, maka target yang ditetapkan bisa dicapai. “Intinya kan kolaborasi ya di sini. Tapi rencananya aksinya juga harus tepat pada sasaran masyarakat yang tergolong miskin ekstrim,” jelasnya.
Kepala Bappeda Kabupaten Sintang, mengungkapkan pihaknya sudah menyusun 33 program yang dibagi menjadi empat cluster dalam mencapai target zero kemiskinan ekstrem. Semua program ini tidak hanya dikerjakan oleh Pemkab Sintang, namun kolaborasi bersama NGO, perguruan tinggi hingga dunia usaha.
Data masyarakat yang masuk kategori miskin ektrim kata Kurniawan sudah tercatat by name by address. Dalam rencana aksinya, Kurniawan akan membentuk 50 orang penyuluh, 150 kelompok tani, 100 pembudidaya ikan, dan lain sebagainya, termasuk pelayanan penduduk hingga jaminan sosial dan kesehatan.
“Intervensi sarana dan prasarana seperti membangun rumah layak huni juga akan kita lakukan. Kabupaten Sintang diberikan anggaran 5,3 miliar untuk menurunkan angka kemiskinaan ekstrim di Sintang ini,” jelas Kurniawan.