Gambut Kalteng Banyak Dilirik Negara Lain

oleh
oleh

Kalangan Akademisi Universitas Palangka Raya (UNPAR) mengatakan, tanah gambut di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) banyak dilirik negara lain untuk dipelajari, baik meniliti masalah tekstur maupun kandungan yang ada di dalamnya. <p style="text-align: justify;">"Kami berani mengatakan tanah gambut banyak dilirik negara lain, sebab ada beberapa universitas dari Jepang, Finlandia, dan yang lain melakukan riset atau penelitian bekerja sama dengan UNPAR," kata seorang akademisi UNPAR Adi Jaya, di Palangka Raya, Kamis.<br /><br />Menurutnya, saat ini tanah gambut yang ada di Kalteng sudah menjadi perhatian dunia mengingat gambut dinilai sebagai salah satu solusi untuk mengurangi jumlah emisi di dunia, atau mengurangi dampak pemanasan global yang saat ini terjadi.<br /><br />Berdasarkan dari hasil riset UNPAR terhadap tanah gambut itulah yang menjadi dasar Kalteng terpilih sebagai kawasan percontohan pelaksanaan program REDD Plus atau program implementasi pengurangan emisi karbon akibat deforestasi dan degradasi hutan.<br /><br />"Kami mengimbau masyarakat bisa memelihara lingkungan, sebab biasanya ketika memasuki musim kemarau banyak terjadi kebakaran lahan. Akibatnya banyak lahan gambut yang rusak, dan menimbulkan kabut asap yang pekat sehingga merugikan masyarakat," ucapnya.<br /><br />Selain itu, lanjut Adi, program REDD Plus itu nantinya juga diharapkan bisa dapat menguntungkan semua pihak. Maksudnya masyarakat sebagai pelaku yang nantinya terlibat perlu diberikan pengertian dalam memahami program tersebut.<br /><br />"Tidak sedikit jumlah dana yang akan dihibahkan negara asing untuk pelaksanaan program REDD Plus di Indonesia, kami harapkan dana tersebut bisa dikelola dengan baik oleh pemerintah dan masyarakat juga bisa merasakan hasilnya," tambahnya.<br /><br />Kontribusi yang diberikan oleh negara-negara industri tersebut harus sampai ke daerah, jangan tertahan di pemerintah pusat sehingga pembangunan di daerah bisa terus berlanjut.<br /><br />Pihaknya juga menuntut kalangan negara penghasil emisi dengan jumlah besar harus berkomitmen menurunkan jumlah emisi karbon yang dihasilkan sehingga semua pihak bersama-sama menjaga lingkungan.<br /><br />Untuk diketahui, kawasan gambut di Kalteng diperkirakan mencakup areal seluas 3,472 juta hektare, sekitar 21,98 persen dari total luas wilayah Provinsi Kalteng yang mencapai 15,798 juta hektare. <strong>(das/ant)</strong></p>