Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Provinsi Kalimantan Barat berharap pemerintahan baru memperkuat dukungan infrastruktur dalam hilirisasi sawit di luar Pulau Jawa. <p style="text-align: justify;">"Secara umum, iklim investasi di sektor perkebunan kelapa sawit, sudah semakin kondusif," kata Ketua Harian Gapki Provinsi Kalbar, Idwar Hanis di Pontianak, Senin.<br /><br />Namun, lanjut dia, sektor tersebut masih menghadapi beberapa faktor pembatas terutama di infrastruktur dan pelabuhan ekspor.<br /><br />Ia mencontohkan di Provinsi Kalbar yang hingga kini untuk ekspor crude palm oil masih menggunakan pelabuhan di provinsi lain. Padahal produksi CPO Kalbar terus meningkat setiap tahun.<br /><br />Selain itu, diharapkan pula pemerintah baru di bawah kepemimpinan Joko Widodo – Jusuf Kalla dapat membuat kebijakan yang berpihak kepada usaha pengembangan sawit nasional.<br /><br />"Terutama aspek pertanahan, dukungan infrastruktur hilirisasi sawit di luar Pulau Jawa dan hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pasar global," katanya.<br /><br />Provinsi Kalbar menargetkan luas areal perkebunan kelapa sawit 1,5 juta hektare. Sekda Kalbar, M Zeet Hamdy Assovie menuturkan, lima tahun mendatang Kalbar akan menghasilkan sekitar lima juta ton CPO.<br /><br />Terkait hal itu, investor asal Tiongkok didukung investor lokal berencana membangun pelabuhan berskala internasional di Pulau Pelapis, Kabupaten Kayong Utara.<br /><br />Investasi yang ditanamkan sekitar Rp30 triliun dengan target realisasi tahun 2017. <strong>(das/ant)</strong></p>