Kedutaan Besar Indonesia untuk Republik Fiji tertarik dengan pengelolaan potensi Kota Pontianak yang dilintasi garis khatulistiwa untuk dikembangkan di negara kepulauan di Pasifik Selatan itu. <p style="text-align: justify;">Duta Besar RI untuk Republik Fiji, A Chandra Salim saat kunjungan ke Pontianak, Sabtu mengatakan, antara Kota Pontianak dan Republik Fiji mempunyai kesamaan yang tidak dimiliki tempat lain.<br /><br />"Pontianak dilintasi oleh garis khatulistiwa, sedangkan Fiji mempunyai Taveuni, yang dilewati ‘Prime Meridian Line’," kata dia.<br /><br />"Prime Meridian Line" adalah garis bujur utama yang membatasi antara hari ini (sebelah barat garis) dan kemarin (sebelah timur garis).<br /><br />Ia melanjutkan, garis khayal tersebut membelah Taveuni menjadi dua bagian. "Taveuni adalah tempat pertama dimana matahari terbit setiap hari," ujar Chandra Salim.<br /><br />Namun, kata dia, di Fiji, situs tersebut tidak dikelola dengan baik, bahkan terkesan sangat sederhana.<br /><br />"Hanya berupa patok biasa dan tidak dikemas secara baik. Berbeda dengan Pontianak, yang tiap tahun menggelar acara saat kulminasi matahari," paparnya.<br /><br />Ia menambahkan, antara Indonesia dan Fiji terdapat nota kesepahaman kerja sama pariwisata yang ditandatangani tahun 2006.<br /><br />Salah satu dampak dari kerja sama itu, Indonesia semakin dikenal di Fiji, serta di kawasan Pasifik dan internasional.<br /><br />"Penduduk Fiji sekitar 900 ribu jiwa, namun wisatawan yang datang setiap tahun sekitar 600 ribu orang," ucapnya, menambahkan.<br /><br />Setiap minggu, kapal pesiar berkapasitas dua ribu hingga tiga ribu orang, secara rutin mampir ke republik yang dikenal dengan keindahan pantainya itu.<br /><br />Menurut Chandra Salim, berdasarkan kerja sama tersebut, Pontianak dengan garis khatulistiwanya dapat dipromosikan sekaligus.<br /><br />"Misalnya satu paket, di Fiji wisatawan dapat mengunjungi prime meridien line, lalu mereka mengunjungi garis khatulistiwa," kata Chandra Salim yang satu tahun lebih sudah bertugas di Republik Fiji.<br /><br />Wakil Gubernur Kalbar, Christiandy Sanjaya mengaku terkejut sekaligus bangga dengan kunjungan Dubes RI untuk Republik Fiji tersebut.<br /><br />"Ternyata upaya kita mempromosikan sebagai daerah dan kota yang tepat dilewati garis khatulistiwa juga diminati oleh negara yang jauh di daerah Pasifik," kata Christiandy Sanjaya.<br /><br />Menurut dia, kesempatan ini juga peluang agar Kota Pontianak dan Kalbar ikut dipromosikan di Republik Fiji.<br /><br />"Kalbar punya potensi lain misalnya untuk ‘adventure’ (petualangan), alam, pantai, situs budaya, kegiatan budaya, sangat banyak potensinya," tutur Christiandy Sanjaya.<br /><br />Pemkot Pontianak, ungkap dia, berencana akan mengundang negara-negara yang dilewati garis khatulistiwa untuk hadir pada peristiwa kulminasi Maret mendatang.<br /><br />"Sekaligus menggelar seminar tentang seputar garis khatulistiwa, yang juga aset dunia," ujarnya.<br /><br />Republik Fiji mempunyai luas wilayah 1,3 juta kilometer persegi, terdiri dari 330 pulau, sepertiga di antaranya tidak berpenduduk.<br /><br />Fiji mengalokasikan dana cukup besar untuk pengembangan sektor pariwisata yang menjadi sumber utama pendapatan negara itu. <strong>(phs/Ant)</strong></p>