PT Pertamina Kalimantan Selatan (Kalsel) mendatangkan gas elpiji dari Kepulauan Riau untuk mengatasi kelangkaan gas elpiji terutama, khususnya jenis tiga kilogram sejak beberapa pekan terakhir. <p style="text-align: justify;">Ketua tim Konversi minyak tanah ke gas Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Masdariansyah di Banjarmasin, Rabu mengatakan, menurut informasi dari PT Pertamina selama ini untuk memenuhi kebutuhan gas di Kalsel didatangkan dari Balikpapan Kalimantan Timur.<br /><br />Namun karena terkendala kondisi jalan rusak dan semakin menipisnya sumber daya alam pada sumur-sumur gas di provinsi tersebut akhirnya PT Pertamina mendatangkan gas tersebut dari Kepri.<br /><br />"Saat ini gas sebanyak 1.600 ton diinformasikan sedang dalam perjalanan di laut," katanya.<br /><br />Gas elpiji tersebut akan distok di mini depot yang ada di Kabupaten Barito Kuala yang proyek pembangunan fisiknya sedang dikebut agar segera selesai.<br /><br />Diharapkan dengan datangnya gas elpiji dari Kepri tersebut kelangkaan gas di Kalsel bisa segera diatasi, dan harga yang sempat melambung bisa kembali stabil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pemerintah.<br /><br />Sekretaris Daerah Pemprov Kalsel Mukhlis Gafuri mengatakan pada intinya dari manapun gas elpiji tersebut didatangkan tidak masalah, yang penting kebutuhan elpiji Kalsel terpenuhi sehingga harga tetap terjaga dengan stabil.<br /><br />Namun kata dia, bila dipikir-pikir kalau Kalsel harus mendatangkan gas dari Kepri adalah sesuatu yang sulit diterima akal, mengingat Kalimantan adalah sumber energi yang cukup besar.<br /><br />"Kalau gas Kalsel didatangkan dari Kepri sebenarnya adalah distribusi yang sangat tidak masuk akal, tetapi bagaimana lagi kalau regulasinya harus seperti itu, yang penting kebutuhan gas Kalsel terpenuhi," katanya.<br /><br />Menurut Mukhlis, upaya pemerintah melakukan konversi dari minyak tanah ke gas merupakan upaya yang cukup bagus dan harus didukung oleh semua pihak karena bertujuan untuk menyelamatkan sumber daya alam.<br /><br />Namun, kata dia, seiring dengan kebijakan tersebut membuat kebutuhan terhadap gas secara nasional meningkat cukup tinggi, sehingga mengakibatkan terjadinya kelangkaan gas di beberapa daerah di Indonesia.<br /><br />"Meningkatnya kebutuhan tersebut yang belum diantisipasi oleh pemerintah, sehingga membuat gas di Kalsel langka dan justru menimbulkan keresahan masyarakat," katanya.<br /><br />Diharapkan, rencana pembangunan delapan SPBE untuk tabung tiga kilogram dan satu SPBE untuk tabung 12 kilogram bisa segera direalisasikan sehingga kelangkaan gas tidak kembali terjadi.<br /><br />Menurut Mukhlis, sumber daya gas dan energi di Kalsel sangatlah melimpah sehingga diharapkan potensi tersebut bisa dikelola sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat Kalsel. <strong>(phs/Ant)</strong></p>