Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Maritim Pontianak, Selasa menyatakan, perairan Karimata yang berada di wilayah Provinsi Kalimantan Barat kembali berpotensi terjadi gelombang setinggi 2,5 meter hingga 3,5 meter. <p style="text-align: justify;">"Gelombang setinggi 3,5 meter itu berpotensi terjadi hari ini (Selasa) hingga Kamis (8/9) sehingga tidak aman untuk pelayaran kapal motor ukuran kecil," kata Prakirawan BMKG Maritim Pontianak, Prada Wellyantama di Pontianak.<br /><br />Data BMKG Maritim Pontianak, ketinggian gelombang pada Selasa (6/9) yakni 2,5 meter – 3,5 meter, Rabu (7/9) 2,0 meter – 3,0 meter dan Kamis (8/9) 2,0 meter – 3,0 meter dengan kecepatan angin rata-rata 15 – 22 knot.<br /><br />"Kemungkinan besar gelombang tinggi yang terjadi di perairan Karimata karena dipicu oleh kecepatan angin yang mencapai 15 – 22 knot itu," ungkap Prada.<br /><br />Menurut Prada, selain perairan Karimata, potensi gelombang hingga 2,0 meter dari Selasa hingga Kamis juga terjadi di Perairan Pontianak, Tambelan dan perairan Ketapang.<br /><br />Sementara untuk perairan Natuna, Sambas, dan perairan Singkawang ketinggian gelombangnya rata-rata di bawah dua meter dengan kecepatan angin 4-13 knot sehingga aman untuk pelayaran menggunakan kapal motor ukuran kecil.<br /><br />Sebelumnya, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kalimantan Barat Gatot Rudiyono mengatakan kondisi gelombang tinggi di beberapa perairan provinsi itu menyebabkan nelayan tidak dapat melaut.<br /><br />"Nelayan Kalbar sebagian besar menggunakan kapal kecil, akibat gelombang tinggi mereka tidak dapat melaut. Dampaknya luas jika kondisi itu berlaku lama," katanya.<br /><br />Menurut Gatot, sebagian besar kapal nelayan di Kalbar berbobot di bawah 10 gross ton. Dengan kapal seukuran itu gelombang 1,5 meter saja nelayan tidak berani melaut.<br /><br />"Kalau gelombang tinggi dalam waktu lama, tentunya berdampak pada penghidupan nelayan dan keluarganya. Bahkan dapat lebih luas lagi, masyarakat di sekitar pelabuhan merasakannya juga," jelas Gatot.<br /><br />Oleh karena itu, kata dia, DKP Kalbar mengadakan program revitalisasi armada. Dengan begitu diharapkan, gelombang setinggi 2 meter sekali pun tidak membuat kapal nelayan turun jangkar. Tetap dapat melaut karena mampu bertahan dalam cuaca seperti itu.<br /><br />Tidak hanya pada armada, lanjut Gatot, pihaknya juga melakukan juga peningkatan kapasitas sumber daya manusia nelayan itu sendiri. Mereka akan diberikan pendidikan dan latihan navigasi.<br /><br />"Dengan demikian mereka lebih baik dari kondisi sekarang," kata Gatot. <strong>(das/ant)</strong></p>