GMNI: Kembalikan Pendidikan Pancasila

oleh
oleh

Ketua Presidium Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Twedy Noviadi, menyatakan bahwa pengembalian pendidikan Pancasila dalam kurikulum pendidikan nasional mutlak dilaksanakan. <p style="text-align: justify;">"Penghilangan pendidikan Pancasila sejak beberapa waktu lalu telah menimbulkan aneka permasalahan serius, terutama ancaman kehilangan jatidiri pada generasi penerus bangsa pejuang ini," ujarnya kepada ANTARA News di Jakarta, Selasa.<br /><br />Bagi Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), menurut dia, penghilangan pendidikan Pancasila bisa saja merupakan bagian utama dari skenario kaum kapitalis untuk menghabisi Indonesia.<br /><br />Akibatnya, katanya, Indonesia kini merupakan bangsa yang berideologi Pancasila, tetapi seolah-olah menjadikan ideologi ini tabu untuk dipelajari secara benar, malah terkesan mau ditinggalkan.<br /><br />"Makanya, menyongsong hari kebangkitan nasional 20 Mei dan Hari Lahirnya Pancasila 1 Juni, dan setelah baru saja kita merayakan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei, ini momentum baik mengembalikan pendidikan Pancasila," ujarnya.<br /><br />Hanya saja, menurut Twedy Noviady, pendidikan Pancasila harus disesuaikan dengan konteks kekinian, tanpa mengesampingkan sumber historisnya.<br /><br />"Pendidikan Pancasila dapat menjadi jalan terciptanya `nation and character building` secara sebenar-benarnya," ujarnya.<br /><br />Bagi GMNI, tegas Twedy Noviady, Bung Karno sebagai penggali Pancasila dan pencetus pendidikan nation and character building harus menjadi titik sentral dari pembudayaan ideologi negara dalam kurikulum pendidikan. <strong>(phs/Ant)</strong></p>