Gubernur Kalimantan Barat Cornelis mengungkapkan, permasalahan Camar Bulan dan Tanjung Datuk di Kabupaten Sambas hanya sedikit dari sekian banyak persoalan yang ada di daerah perbatasan. <p style="text-align: justify;">"Itu baru satu, masih banyak lagi masalah di perbatasan," kata Cornelis saat peresmian kelenteng Tri Dharma Bumi Raya Pemangkat, Sambas, Sabtu.<br /><br />Ia mengaku telah mengkaji dan memantau berbagai permasalahan seputar kawasan perbatasan Kalbar dengan Sarawak.<br /><br />Ia menegaskan, tidak ada pencaplokan wilayah yang dilakukan Malaysia di Dusun Camar Bulan dan Tanjung Datuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas.<br /><br />"Kalau pencaplokan, berarti ada invasi, ada perlawanan. Artinya daerah kita diberikan secara cuma-cuma, ikhlas, saya keberatan," kata dia menegaskan.<br /><br />Ia melanjutkan, jangan sampai karena kekeliruan oknum tertentu akan merugikan Indonesia hingga dipertanyakan generasi mendatang.<br /><br />Ia meminta masyarakat tidak perlu khawatir dan was-was seputar polemik di Camar Bulan.<br /><br />"Untuk menyelesaikan masalah itu pakai diplomasi tingkat tinggi, tidak perlu pakai cara berperang," katanya menegaskan.<br /><br />Sementara petugas pengamanan perbatasan baru bekerja berdasarkan perjanjian tahun 1978 yang kini dipolemikkan.<br /><br />"Kenapa untuk batas yang lain, Traktat London yang mengatur perjanjian tapal batas antara Belanda dan Inggris, sedangkan di Camar Bulan tidak bisa," kata dia.<br /><br />Ia juga menilai bahwa perjanjian yang digunakan dalam menetapkan tapal batas saat ini di Camar Bulan sifatnya masih nota kesepahaman.<br /><br />"Jadi masih bisa diubah," kata dia menegaskan.<br /><br />Cornelis mengaku akan bertemu dengan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan di Jakarta, Senin (17/10) pagi membahas mengenai Camar Bulan.<br /><br />Komisi II DPR RI saat ini juga tengah berkunjung ke Camar Bulan menggunakan helikopter dan akan kembali ke Pontianak di hari yang sama. <strong>(phs/Ant)</strong></p>