Gubernur: Hutan Kalsel Antara Ada Dan Tiada

oleh
oleh

Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Ariffin mengatakan, kondisi hutan di provinsi tersebut saat ini sangat memprihatinkan bahkan bisa diibaratkan antara ada dan tiada. <p style="text-align: justify;">Pernyataan gubernur tersebut disampaikan pada pertemuan komisi IV DPR bersama dengan pejabat dan instansi terkait di Aula Abdi Persada Pemprov Kalsel, Senin.<br /><br />Menurut gubernur, sebelumnya Kalsel khususnya dan Kalimantan umumnya merupakan kawasan hutan terbesar di Indonesia namun akibat penebangan dan kebijakan yang salah kini kawasan hutan tersebut nyaris hilang.<br /><br />"Dulu di Kalimantan Selatan (Kalsel) terdapat 30 perusahaan Hak Pengusahaan Hutan (HPH) namun kini tersisa satu perusahaan saja," katanya.<br /><br />Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan industri kayu kata dia, saat ini perusahaan mengandalkan produksi Hutana Tanaman Industri (HTI) yang juga sangat terbatas.<br /><br />Saat ini pihaknya sedang berjuang mengembalikan kawasan hutan tersebut untuk menjadi lebih baik melalui pengembangan kawasan hutan rakyat.<br /><br />Upaya pemprov Kalsel dalam mengembangkan kawasan tersebut antara lain dengan pengembangan hutan tanaman rakyat yang diharapkan bisa meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar.<br /><br />Hanya saja, kata dia, upaya penanaman hutan produksi masih menemukan beberapa kendala, antara lain hutan rakyat masih terkesan dibiarkan karena keterbatasan sumber daya manusia.<br /><br />"Misalnya saja, untuk tanaman karet kalau milik perusahaan terlihat sangat terawat dan rapi sedangkan punya rakyat seperti hutan belantara yang tidak terawat," katanya.<br /><br />Selain itu, kata dia, kebakaran hutan dan lahan hingga kini juga masih terjadi di Kalsel baik sengaja karena untuk membuka kawasan pertanian maupun tidak disengaja.<br /><br />Pada 2009, kata Gubernur, kebakaran hutan dan lahan di kalsel mencapai 2.054 hektare dengan total titik panas sebesar 1.027.<br /><br />Selain membangun hutan rakyat, kata dia, pihaknya juga mendesak untuk menangani kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito yang kritis.<br /><br />Gubernur menambahkan DAS Barito yang di Kalsel meliputi 13 kabupaten dan kota serta di Kalimantan Tengah lima kabupaten yang mengalami kritis sebanyak 682.294 hektar dan sangat kritis 78.748 hektare.<br /><br />Sedangkan di Kalteng lahan kritis 490.013 hektare dan sangat kritis 34.850 hektare.<br /><br />Kedatangan Komisi IV DPR yang dipimpin HM Ramahurmuzi tersebut dalam rangka untuk menggali berbagai persoalan yang dihadapi Kalsel untuk kemudian dibahas di rapat DPR RI untuk anggaran selanjutnya. <strong>(phs/Ant)</strong></p>