Gubernur Sebut Kalteng Telah Antisipasi Kebakaran Lahan

oleh
oleh

Gubernur Kalimantan Tengah Agustin Teras Narang menyebut telah melakukan berbagai langkah mengantisipasi terjadinya kebakaran lahan maupun hutan di musim kemarau tahun 2015. <p style="text-align: justify;">Pemerintah Provinsi bersama Kabupaten/Kota se-Kalteng untuk kesekian kalinya menginventarisir titik-titik yang dianggap rawan kebakaran lahan dan lahan, kata Teras Narang di Palangka Raya, Jumat.<br /><br />"Kabupaten/Kota juga telah diminta mengerahkan personilnya untuk mempersiapkan peralatan dan selalu berjaga-jaga di lokasi yang dianggap rawan tersebut," tambahnya.<br /><br />Orang nomor satu di provinsi berjuluk "Bumi Tambun Bungai" itu juga telah meminta kepada seluruh perusahaan besar swasta (PBS), agar mengantisipasi terjadinya kebakaran di lahannya.<br /><br />Dia mengatakan, permintaan tersebut setelah melihat kondisi terik matahari semakin panas, sehingga harus segera dilakukan berbagai tindakan agar tidak terjadi kebakaran lahan maupun hutan yang berdampak pada bencana kabut asap.<br /><br />"Pemerintah Pusat juga telah mempersiapkan pesawat yang nantinya dipergunakan untuk menanggulangi kebakaran lahan maupun hutan. Dan, pada dasarnya, Penanggulangan kebakaran lahan hal rutin dilakukan Kalteng," kata Teras Narang.<br /><br />Staf Bidang Deteksi Dini Balai Konservasi Sumber Daya Alam provinsi Kalteng Andreas Dody menyebut, batas toleransi titik hotspot di wilayah setempat untuk tahun 2015 sekitar 7.574 yang terbagi dalam 3.518 di kawasan hutan dan 4.056 di luar hutan.<br /><br />"Kalau melihat BMKG dan data titik hotspot hingga 17 Juni 2015 ini, optimis batas toleransi tersebut tidak terlampau. Hasil pantauan kami dari Januari sampai 17 Juni baru sekitar 159 titik," kata dia.<br /><br />Dia mengatakan, laporan dari daerah opreasi (Daop), baik hasil patroli petugas BKSDA maupun aparat penegak hukum, 159 titik hotspot tersebut belum menyebabkan terjadinya kebakaran di lahan petani maupun kawasan hutan.<br /><br />Prediksi BMKG juga menyebut musim kemarau akan terjadi Agustus atau September 2015 di provinsi yang terdapat kekayaan sumber alam ini, tidak lebih parah dibandingkan tahun 2014.<br /><br />"Sampai sekarang memang awan di wilayah Kalteng masih biru, sehingga masih ada kemungkinan terjadinya hujan. Ini yang membuat kami optimis batas toleransi titik hotspot tidak akan terlampaui," demikian Dodi. (das/ant)</p>