Gubernur: Tidak Semua Kadis Dapat Berkomunikasi Baik

oleh
oleh

Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak mengatakan tidak semua kepala dinas (kadis) dapat berkomunikasi dengan baik, sehingga memerlukan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas para pejabat tersebut. <p style="text-align: justify;">"Saudara semua adalah Pejabat Eselon II. Sebagai pejabat, seharusnya sudah memahami tentang komunikasi, namun kita menyadari bahwa tidak semua Eselon II atau Kepala SKPD memahami bagaimana berkomunikasi secara efektif," kata Asisten IV Sofyan Helmi saat mewakili Gubernur Kaltim membuka acara Pelatihan Peningkatan Kapasitas Pejabat Eselon II di Samarinda, Rabu (31/10).<br /><br />Komunikasi yang efektif sangat diperlukan terutama dalam memperlancar penyelenggaraan pemerintahan, termasuk dalam melaksanakan fungsi-fungsi utama pemerintah.<br /><br />Menurut dia, paradigma pemimpin unit eselon II saat ini adalah pemimpin yang mampu bekerja optimal untuk melaksanakan visi dan misi Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) yang sudah tertuang dalam RPJMD dan Rencana Strategis Gubernur.<br /><br />Salah satu keahlian yang dituntut dikuasai adalah, ujarnya, kemampuan berkomunikasi yang efektif dengan prinsip saling menguntungkan dan tanpa merendahkan pemangku kepentingan pemerintah daerah.<br /><br />Pejabat adalah orang yang mendapat amanah suatu kedudukan dalam sebuah organisasi atau institusi, baik formal maupun non-formal, padanya turut melekat kewajiban dan hak dari kedudukan yang diberikan tersebut.<br /><br />Berkomunikasi, lanjutnya, adalah hal yang penting dalam hubungan antara manusia, bahkan di masa kini, komunikasi sangat menentukan sukses tidaknya seseorang dalam segala sisi kehidupan, khususnya di lapangan pekerjaan di pemerintahan.<br /><br />Oleh karena itu, katanya, Pemprov Kaltim menaruh perhatian serius pada masalah ini. Terlebih kondisi penyelenggaraan pemerintahan di era reformasi saat ini sudah sangat berubah, yakni mengedepankan keterbukaan.<br /><br />Dalam berkomunikasi, lanjutnya, pejabat Eselon II akan berhadapan dengan banyak pihak dengan bermacam kompleksitas permasalahannya.<br /><br />Misalnya pejabat Eselon II akan berhadapan dengan bawahannya, sehingga pejabat itu harus mampu bagaimana cara menggerakkan bawahannya untuk melakukan pekerjaan tertentu sesuai perintah atau keinginannya.<br /><br />Pejabat harus paham bagaimana cara yang terbaik menyampaikan perintah kerja kepada bawahan secara efektif, tanpa menimbulkan masalah dan rasa terpaksa bagi yang diperintah.<br /><br />"Tidak jarang terjadi, pada kepribadian seorang yang menonjol adalah egoismenya, sehingga komunikasi dengan bawahan menjadi macet. Karena itu, komunikasi efektif adalah bukan suatu yang gampang jika tidak mengetahui kiat-kiatnya," ujar Sofyan Helmi. <strong>(das/ant)</strong></p>