Harga Karet Anjlok Lagi, Warga Kembali Menjerit

oleh
oleh

Tak berumur lama kenaikan harga karet di Melawi hingga mencapai Rp. 11 ribu per kilogram. Saat ini harga karet itu sudah turun drastris, hingga menginjak di angka Rp. 7500 per kilogram di wilayah pasar Nanga Pinoh. <p style="text-align: justify;">Seperti yang disampaikan seorang penampung karet di Nanga Pinoh, Abdul Muin. Ia mengatakan, harga karet saat ini sudah jauh turun. Jika diminggu sebelumnya harga karet di Nanga Pinoh sudah turun diangka Rp. 8500 per kilogram, maka pada minggu ini mengalami penurunaan lagi hingga Rp. 7000 per kilogram.<br /><br />“Kalau kita menentukan harga karet ini menyesuaikan harga jual di pabriknya. Jika harga pabrik turun, maka mau tidak mau kita juga harus menurunkannya, siapa berani mengambil mahal sementara kita jual murah,” ucapnya saat ditemui di pasar Nanga Pinoh, Rabu (29/3).<br /><br />Sementara itu, seorang penampung karet di Desa Semadin Lengkong, Kusirandi mengatakan, untuk di kampungnya, ia hanya berani mengambil dengan harga Rp. 6000 sampai Rp. 6500 per kilogram. Karena dirinya hanya menjual ke penampung di nanga Pinoh hanya dapat Rp. 7000 per kilogram.<br /><br />“Dengan turunnya harga karet ini, tidak hanya petani karet yang menjerit. Kami penampung juga menjerit. Karena untungnya tipis. Kita berharap harga karet bisa mencapai Rp. 15 ribu sampai Rp. 20 ribu per kilogram,” ucapnya.<br /><br />Pria yang akrab disapa lecak ini mendapat informasi dengan rekan penampung di Nanga Pinoh, kalau harga karet turun karena stok karet di pabrik masih banyak meenumpuk. Sehingga tidak bisa menampung dulu. “Makanya harganya turun.” Paparnya.<br /><br />Terpisah, petani karet di Tanjung Arak, Rudi, hanya bisa pasrah dan mengharapkan pemerintah Indonesia bisa memperjuangkan kenaikan harga karet agar bisa lebih mahal. <br /><br />“Kami hanya berharap pemerintah bisa memperjuangkan kenaikan harga karet, minimal sama harganya perkilo dengan harga gula saat ini,” pungkasnya saat ditemui di Nanga Pinoh. (KN)</p>