Harga karet jenis slab di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, di awal tahun 2011 terus mengalami kenaikan bervariasi antara Rp17.500 per kilogram sampai Rp18.000/kg yang sebelumnya Rp16.500 per kg. <p style="text-align: justify;"><br />"Naiknya harga karet ini sudah ketujuh kalinya dari akhir bulan November 2010 hingga awal tahun ini," kata petani karet Kelurahan Jambu Kecamatan Teweh Tengah, Irwansyah, di Muara Teweh, Selasa. <br /><br />Irwansyah menjelaskan kenaikan harga karet ini masih belum merata di sejumlah tempat di wilayah Kabupaten Barito Utara, seperti di Desa Kandui Kecamatan Gunung Timang harga sekitar Rp17.500 per kg. <br /><br />Sedangkan di Kelurahan Jambu , ada pengumpul yang berani membeli karet dari masyarakat dengan harga sebesar Rp18.000/kg, namun di Desa Lemo Kecamatan Teweh Tengah harga masih Rp16.500/kg. <br /><br />Fluktuasi harga karet di kabupaten pedalaman Sungai Barito ini, kata dia, diduga akibat permainan para tengkulak yang menguasai penjualan karet di daerah ini dengan menyesuaikan harga pasar di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. <br /><br />"Kendalanya para petani setempat masih tergantung pada para tengkulak karena di daerah ini tidak ada pabrik karet padahal hasil panen karet cukup banyak," kata dia. <br /><br />Petani karet lainnya, Septa mengatakan, terus membaiknya harga karet ini sangat menguntungkan warga namun persediaan karet petani berkurang, karena hujan mengguyur daerah di kabupaten pedalaman Sungai Barito itu. <br /><br />Pada saat musim hujan, katanya, banyak petani yang mengalami kendala untuk menyadap di antaranya warga yang berada di kawasan hutan dan pinggir Sungai Barito sehingga pasokan terbatas. <br /><br />"Naiknya harga karet ini biasanya terjadi hingga awal 2011 bahkan diprediksi bisa mencapai Rp25 ribu/kg, karena biasanya saat musim hujan produksi karet menurun sehingga pabrik menaikkan harga guna memenuhi pasokan dari petani," kata petani karet Desa Kandui Kecamatan Gunung Timang ini. <br /><br />Naiknya harga karet ini juga disambut baik petani lain, karena saat harga anjlok beberapa bulan lalu mereka tetap menjual dengan harga sangat rendah. <br /><br />"Saya bersyukur harga karet naik, sehingga penghasilan keluarga juga membaik, khususnya menambah penghasilan sehari-hari, meski hujan terus turun yang berdampak berkurangnya hasil produksi karet," kata petani karet Dusun Malawaken Kecamatan Teweh Tengah, Adiono. <br /><br />Karet merupakan salah satu komoditas unggulan kabupaten di pedalaman Kalteng ini karena sebagian besar masyarakatnya mengusahakan perkebunan karet baik bibit lokal maupun unggul. <br /><br />Perkebunan karet rakyat terdapat di enam kecamatan yang luasnya mencapai 52.970 hektare dengan produksi 47.107 ton jenis slab per tahun. <strong>(das/ant)</strong></p>