Harga Karet Turun, BBM Melambung

oleh
oleh

Sudah jatuh tertimpa tangga. Mungkin itulah kini yang mulai dirasakan oleh para petani di pedalaman Sintang. Setelah terkena imbas kenikan harga BBM, kini para petani masih harus dipusingkan dengan mulai turunnya harga jual komoditi karet. <p style="text-align: justify;">Sebelumnya, komoditi primadona di Sintang itu melonjak hingga menyentuh Rp 20 ribuan per kilo gram di beberapa lokasi. namun kini, harga karet beranjak turun. Bahkan dari info yang dihimpun harian ini, di beberapa kawasan pedalaman, masyarakat terpaksa melego hasil sadapannya Rp 12 ribu per kilo gram.<br /><br />“Belum selesai kisruh distribusi dan lonjakan harga BBM, kini masyarakat terpaksa dihadapkan lagi pada penurunan harga komoditi andalan mereka,” ujar Anggota DPRD Sintang, Ajin kepada kalimantan-news saat dikonfirmasi Kamis(10/03/2011).<br /><br />Dikatakan Ajin, pemerintah bersama sejumlah terkait mesti bisa segera melakukan langkah-langkah antisipatif terhadap berbagai kemungkinan dampak pada menurunnya tingkat ekonomi yang nantinya dikhawatirkan berimbas pada berbagai aspek.<br /> <br />“Salah satunya kemungkinan terjadi penurunan daya beli masyarakat, serta penurunan sejumlah skala kesejahteraan termasuk pendidikan dan kesehatan,” tuturnya.<br /><br />Ajin sendiri memprediksi, kemungkinan dalam waktu dekat pemerintah pusat tak memiliki banyak pilihan selain mengambil kebijakan tak populis dengan menaikan harga BBM. Mengingat harga minyak dunia kini terus beranjak naik, yang dipicu krisis di sejumlah negara timur tengah. <br /><br />“Penguatan ekonomi mikro dan sektor rill mestinya juga bisa menjadi pe-er bersama para stakeholder sintang khususnya,” timpal politisi Hanura ini.<br /><br />Khusus kenaikan BBM, Ajin berharap pemerintah bisa mengatur regulasi distribusi yang ketat demi prioritas untuk kebutuhan industri masyarakat di kawasan terpencil. <br /><br />“Karena kalau tak ada lex specialis (aturan khusus-red) dari pemerintah terkait distribusi ini, maka yang paling rentan menanggung dampak kenaikan BBm adalah masyarakat pedalaman,” ungkapnya.<strong> (*)</strong></p>