Harga Sarang Walet Masih Bertahan

oleh
oleh

Harga sarang burung walet di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Kalimantan Tengah, masih bertahan berkisar antara Rp4 juta hingga Rp5,5 juta per kilogram, tergantung kualitas. <p style="text-align: justify;">"Kalau dijual borongan (campuran) yang utuh dan patah harganya sekitar Rp4 juta, tapi kalau dipilah khusus yang bagus misalnya sarang mangkok dan sudut yang bagus, itu kisaran Rp5 juta sampai Rp5,5 juta,"kata Liyan, salah satu pengusaha walet di Sampit Senin.<br /><br />Liyan menyebut harga saat ini cukup stabil meski tidak sebagus tahun-tahun sebelumnya. Sekitar tiga tahun lalu, pelaku bisnis sarang walet di Kotim ‘booming’ lantaran harga sarang walet saat itu mencapai puncaknya sekitar Rp15 juta per kilogramnya.<br /><br />"Saat itu permintaan sangat tinggi dan jumlah bangunan walet juga masih sedikit sehingga harga ikut melambung,"katanya.<br /><br />Saat ini diperkirakan ada ribuan bangunan walet tersebar di hampir tiap kecamatan di Kabupaten Kotim, tidak terkecuali di Sampit yang merupakan Ibu Kota Kabupaten Kotim.<br /><br />Bangunan tinggi semisal pertokoan bahkan perkantoran milik swasta, rata-rata di bagian atasnya dijadikan tempat pembudidayaan sarang burung walet.<br /><br />Sebaran bangunan walet terbanyak diperkirakan terdapat di Samuda Kecamatan Mentaya Hilir Selatan. Kawasan ini memang terkenal penghasil walet terbesar karena awal mula bisnis liur burung laut di Kotim ini konon juga berasal dari daerah ini. Pengusaha-pengusaha sukses bisnis walet juga banyak berasal dari daerah ini.<br /><br />Di sepanjang jalan di pusat kota, termasuk di pasar Samuda, berjejer bangunan-bangunan tinggi berdiri megah, namun umumnya hanya lantai dasar yang dimanfaatkan untuk kegiatan ekonomi, sedangkan di bagian atas digunakan untuk budidaya sarang burung walet.<br /><br />"Kalau urusan harga jual biasanya sama saja karena di sana juga ada perkumpulan,"ucap pengusaha yang juga berasal dari Samuda ini.<br /><br />Untuk pemasaran, Liyan menjelaskan, sebagian pengusaha ada yang menjual kepada pengepul yang datang ke tempat mereka, namun ada pula yang menjual sendiri dengan membawanya ke Banjarmasin Kalimantan Selatan atau Surabaya.<br /><br />"Tidak jarang pula ada pembeli dari luar negeri seperti China yang datang langsung ke Sampit untuk membeli dalam jumlah besar,"tambahnya.<br /><br />Sementara itu, keberadaan gedung-gedung penangkaran walet di Kotim terkadang dikeluhkan masyarakat, khususnya untuk bangunan yang berada di permukiman. Pasalnya, suara kaset pemanggil walet yang dibunyikan hingga malam hari membuat warga yang rumahnya berdekatan dengan bangunan tersebut merasa terganggu.<br /><br />"Itu sebenarnya bisa disiasati dengan menggunakan timer, sehingga kaset itu akan berbunyi dan mati sendiri di saat jam-jam tertentu yang kita ingin dan atur lewat timer itu tadi. Kalau seperti itu, warga juga tidak akan protes karena tidak sampai mengganggu istirahat mereka,"ucap Liyan memberi saran. <strong>(das/ant)</strong></p>