Hatta Rajasa: Kalbar Jadi Kawasan Pangan Nasional

oleh
oleh

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengharapkan Kalimantan Barat bisa menjadi kawasan pangan nasional di masa mendatang. <p style="text-align: justify;"><br />"Di Pulau Jawa, konversi lahan meningkat, dan penduduk terus bertambah dengan pesat," kata Hatta Rajasa saat paparan tentang kebijakan ekonomi di hadapan Gubernur Kalimantan Barat Cornelis dan bupati serta wali kota se-Kalbar, di Pontianak, Minggu (06/02/2011). <br /><br />Ia mengatakan pada 2010 Indonesia sudah impor beras sebanyak 1,5 juta ton. <br /><br />Menurut dia, meski luas lahan pertanian meningkat, namun akibat cuaca ekstrem, rendemen menurun, sehingga produksi tidak seperti yang diharapkan. <br /><br />Oleh karena itu, kata dia, untuk jangka menengah dan panjang, tidak mungkin tidak, Indonesia harus mengembangkan kawasan pangan nasional. <br /><br />Ia mencontohkan di Merauke, Papua, disiapkan lahan seluas 500 ribu hektare lebih untuk kawasan pangan. Di antaranya untuk tanaman kedelai dan tebu. <br /><br />"Kedelai Indonesia masih impor jutaan ton per tahun, tebu tiga juta ton per tahun," kata Hatta Rajasa. <br /><br />Namun, ia optimistis ada investor yang siap berinvestasi di Kalbar. <br /><br />Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalbar Hazairin mengatakan Kalbar sudah menyiapkan konsep kawasan pangan dengan target selama empat tahun mulai 2011 dengan sasaran areal seluas 250 ribu hektare. <br /><br />"Kawasan pangan tersebut tersebar di tiap kabupaten dan kota kecuali Kota Pontianak," katanya saat dihubungi, di Pontianak, Minggu. <br /><br />Kawasan pangan seluas itu terdiri atas optimalisasi lahan seluas 100 ribu hektare, dan 150 ribu hekatre untuk cetak sawah. <br /><br />Berdasarkan data statistik, luas lahan Kalbar 14,68 juta hektare. <br /><br />Data penggunaan lahan dari BPS, potensi lahan sawah di Kalbar 546.594 hektare, terdiri atas irigasi 116.200 hektare, dan non irigasi 430.394 hektare. <br /><br />Sedangkan dari luas potensi lahan sawah Kalbar, yang potensi ditanami dua kali setahun 91.584 hektare, satu kali setahun 209.322 hektare, tidak ditanami 62.863 hektare dan sedang tidak diusahakan 182.825 hektare. <br /><br />Hazairin menambahkan, Kalbar merupakan salah satu provinsi yang sangat potensial untuk pembangunan pertanian. <br /><br />Namun, menurut dia, dari data potensi lahan dan luas sawah fungsional, setiap tahunnya terlihat bahwa kemampuan petani menggarap lahan basah hanya berkisar satu hektare setiap KK. <br /><br />"Supaya mendapat penghasilan yang layak, maka setiap KK tani harus mengusahakan lahan minimal lima hektare, dengan intensitas pertanaman dua sampai tiga kali setahun," katanya. <br /><br />Ia me kawasan pangan itu sendiri akan dikembangkan bersama provinsi lain di Kalimantan. <br /><br />"Nanti tanggal 8 Februari, kawasan pangan akan dibahas bersama dengan Kementerian Pertanian dan provinsi seluruh Kalimantan," kata Hazairin. <br /><br />Sebelumnya, Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Undoro Kasih Anggoro mengatakan, pada tahun 2025 diprediksi akan terjadi defisit bahan pangan 70 juta ton dengan jumlah penduduk dunia sekitar 8 miliar jiwa. <br /><br />"Defisit diperkirakan terjadi di kawasan Asia Selatan, Asia Timur Jauh dan Afrika. Ini waktu yang singkat sehingga harus diantisipasi dari sekarang," kata Undoro Kasih Anggoro di Pontianak, Kamis (20/1). <br /><br />Menurut dia, salah satu upaya adalah menjadikan Kalimantan sebagai "pulau pangan" nasional. <br /><br />Ia menambahkan, dengan luas wilayah yang dimiliki saat ini, kontribusi Kalimantan terhadap bahan pangan nasional masih kecil. <br /><br />Ia mencontohkan padi, Kalimantan hanya memberi kontribusi 6,86 persen dari total produksi beras nasional. <strong>(phs/Ant)</strong></p>