Salah satu desa yang ikut Lomba Desa tingkat Kabupaten adalah Desa Marti Guna Kecamatan Sintang, desa ini telah lolos menjadi juara lomba desa untuk tingkat kecamatan. <p style="text-align: justify;">Proses penilaian pun sudah dilakukan dan warga berharap desa mereka bisa lolos menjadi juara satu mewakili Kabupaten Sintang mengikuti lomba di tingkat Provinsi.<br /><br />Kepala Desa Marti Guna, Yarminus ditemui Selasa (17/05/2011) kemarin di kediamannya mengatakan dari penilaian yang telah dilaksanakan tim penilai kabupaten untuk lomba desa Sabtu (14/05/2011) lalu, ia yakin Desa Marti Guna bisa diandalkan dan memenuhi kriteria penilaian.<br /><br />“Kami yakin karena salah satu sektor yang kami andalkan adalah pertanian dan perkebunan, ada integrasi tanaman perkebunan seperti karet dan sawit dengan tanaman sayur-sayuran,” kata Yarminus pada kalimantan-news.<br /><br />Desa Marti Guna adalah desa pemekaran dari Desa Baning Kota. Atas pertimbangan berbagai hal, akhirnya pada tahun 2007 lalu desa ini menjadi desa yang berdiri sendiri dan Yarminus dipercaya warganya untuk memimpin desa itu.<br /><br />Pengembangan tanaman karet secara intensif menurutnya baru dimulai sekitar tiga sampai empat tahun lalu, ketika itu Pemerintah Kabupaten Sintang melalui instansi terkait membantu pengembangan perkebunan karet untuk lahan seluas 75 hektar.<br /><br />Tanaman karet yang masih kecil dan melihat kondisi tanah yang cukup baik untuk bertanam sayur, akhirnya warga pun memanfaatkan celah kebun karet mereka untuk menanam beragam sayur-sayuran.<br /><br />Selain kebun karet, beberapa warga yang memiliki lahan di desa itu juga ada yang bertanam sawit. Tanaman sawit yang masih kecil juga menarik minat warga untuk mengisi celah-selah sawit dengan tanaman sayur.<br /><br />“Saya juga waktu karet masih umur satu dua tahun dulu juga bertanam sayur, sekarang karetnya mulai besar jadi fokus untuk merawat karet,” katanya.<br /><br />Saat ini menurutnya, dari stimulus awal yang disalurkan pemerintah daerah seluas 75 hektar, atas kemauan masyarakat, akhirnya kebun karet warga secara keseluruhan sudah ada seluas 125 hektar.<br /><br />“Kebun ini akan terus bertambah luas karena minat masyarakat menanam karet di wilayah kami sangat tinggi,” jelasnya.<br /><br />Yang menjadi kendala kata dia saat ini adalah permodalan karena untuk masyarakat yang ekonominya pas-pasan, akan sangat sulit untuk mendapatkan pupuk dan herbisida untuk keperluan perawatan tanaman karet.<br /><br />“Alangkah baiknya ada yang siap membantu permodalan masyarakat ini, misalnya masa sebelum panen ini dibantu dulu biaya perawatan, nanti setelah panen baru ada perhitungan pengembaliannya,” kata dia.<br /><br />Selain itu kedepan ia juga berharap pemerintah daerah bisa memfasilitas masyarakat untuk memiliki alas hak atas tanah berupa sertifikat.<br /><br />“Syukur-syukur ada program sertifikasi gratis untuk tanah kebun karet warga, kalau pun tidak ada program dari pemerintah maupun BPN, bisa saja pemerintah memfasilitasi keperluan sertifikasi lahan dan permodalan masyarakat melalui lembaga keuangan seperti CU, mekanismenya mungkin ketika panen nanti baru ada pembayaran,” harapnya. <strong>(phs)</strong></p>