Indonesia Dapat Mengambil Manfaat Kecemasan Kebijakan Trump

oleh
oleh

Indonesia dan berbagai negara lainnya dinilai dapat mengambil manfaat dari banyaknya investor global yang merasa cemas terkait dengan kebijakan Presiden AS Donald Trump yang dinilai masih belum mampu meyakinkan pasar. <p style="text-align: justify;">"Walaupun ada ancaman bahwa kekhawatiran investor mungkin akan meningkat terkait gagalnya kebijakan pro-pertumbuhan Donald Trump dalam memenuhi ekspektasi pasar, namun pasar berkembang seperti Indonesia dapat menikmati keuntungan dari kegagalan Trump di jangka panjang," kata Research Analyst FXTM (perusahaan layanan finansial) Lukman Otunuga dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.<br /><br />Menurut Lukman Otunuga, saham global menghadapi tekanan jual besar-besaran setelah Trump gagal menjebolkan regulasi reformasi kesehatan untuk menggantikan Obamacare.<br /><br />Hal tersebut, lanjutnya, juga memicu kekhawatiran terkait kemampuan Trump untuk merealisasikan berbagai janjinya saat kampanye seperti pemangkasan pajak dan belanja fiskal.<br /><br />"Perlu diperhatikan bahwa kekhawatiran yang semakin besar tentang kebijakan ekonomi Trump telah memperlemah dolar AS sehingga mata uang pasar berkembang menguat dan masalah arus keluar modal pun berkurang," katanya.<br /><br />Apalagi, ia mengingatkan bahwa Trump telah mengalami rintangan sejak tahap awal pemerintahannya dalam menegakkan kebijakannya.<br /><br />Fenomena tersebut juga dinilai mengurangi ancaman proteksionisme yang kerap dilekatkan kepada Trump sehingga tekanan pada pasar berkembang juga menurun.<br /><br />Sebagaimana dilaporkan, Pemerintah China memastikan Presiden Xi Jinping akan bertemu Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Florida pada pekan depan.<br /><br />"Presiden Xi akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Finlandia pada 4-6 April 2017 dan bertemu Trump di Florida pada 6-7 April 2017," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lu Kang dalam konferensi pers di Beijing, Kamis (30/3).<br /><br />Pertemuan tersebut digelar di tengah perhatian media terhadap hubungan dagang di antara dua negara penguasa ekonomi dunia itu. China dan AS sama-sama menjadi mitra dagang terbesar.<br /><br />Terkait isu perdagangan China-AS, Lu menjelaskan bahwa Beijing telah memperluas kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan, mengatasi perbedaan pandangan tentang ekonomi dan perdagangan dengan tepat melalui dialog dan komunikasi dan memastikan stabilitas pembangunan ekonomi dan hubungan dagang China-AS.<br /><br />"Hubungan ekonomi dan perdagangan China-AS saling menguntungkan dan kepentingan keduanya juga sangat terakomodasi," ujar Lu dan menyebutkan bahwa volume perdagangan bilateral kedua negara itu telah mencapai 519,6 miliar dolar AS pada tahun lalu.(*)<br /><br /><br />Sumber: http://www.antaranews.com</p>