Dalam kunjungan muhibah Radio Televisyen Malaysia Sarawak ke LPP RRI Pontianak, salah satu kegiatannya adalah dialog budaya serumpun yang dilaksanakan di Halaman Garuda Mitra Pontianak pada Sabtu, 9 Mei 2015. <p style="text-align: justify;">Dialog budaya serumpun menghadirkan 5 orang narasumber yakni Bupati Sintang Milton Crosby, Direktur Program dan Produksi LPP RRI Pusat M. Kabul Budiono, pemerhati budaya dan sastra Kalimantan Barat Syafaruddin Usman, Timbalan Pengarah Penyiaran Sarawak Pengarah acara RTM Encik Jamel Seman dan pemerhati Budaya Sarawak Sofyan Usman. <br /><br />Dalam dialog budaya serumpun yang disiarkan secara langsung oleh jaringan RRI di seluruh Indonesia terebut, Direktur Program dan Produksi LPP RRI Pusat M. Kabul Budiono menyampaikan komitmen lembaganya untuk menjadi media penyambung budaya bangsa. <br /><br />“Program pelestarian budaya untuk menunjukan bahwa budaya kita itu beragam. Produk budaya yang berbeda, pantun di Pontianak juga ada di daerah lain hanya nama dan gaya bahasa yang berbeda” jelas M, Kabul Budiono.<br /><br />Bupati Sintang Milton Crosby menjelaskan bahwa sejak tahun 2005 Pemkab Sintang sudah mendorong tumbuhnya sanggar. <br /><br />“kami juga bersama RRI Sintang ada acara pagelaran seni budaya yang melibatkan semua etnis. Di jaman globalisasi, kita boleh saja mengejar uang tetapi seni budaya tetap harus selalu di jaga. Saya sepakat untuk terus menerus mensosialisasikan seni budaya melalui siaran RRI. Saya juga selalu membagikan hadiah berupa radio jika melakukan kunjungan ke pedalaman. Seni dan budaya masyarakat perbatasan dengan sarawak Malaysia memang sama, kita hanya dipisahkan negara saja” jelas Milton Crosby. <br /><br />Timbalan Pengarah Penyiaran Sarawak Pengarah Acara RTM Encik Jamel Seman bahwa RTM memang selalu mengutamakan untuk mengangkat budaya lisan. <br /><br />“Kami menyiarkan aktivitas masyarakat. Kami juga menyiarkan para pejuang budaya kepada masyarakat supaya masyarakat mengenal budaya Malaysia. Kita selalu mendorong seni budaya seperti Bemukun yang berarti berpantun sambil menari. Bemukun ini kami siarkan satu kali dalam seminggu, jadi tidak harus ada acara resmi. Bemukun sebenarnya biasa dilakukan saat pernikahan yang mempertemukan kaum muda” jelas Encik Jamel Seman.<br /><br />Syafaruddin Usman MHD Pemerhati Budaya dan Sastra Kalbar menjelaskan bahwa Kalimantan Barat dan Malaysia itu satu dan sama. “Melayu dan Dayak di Kalbar dengan di Malaysia itu sama dan satu bukan mirip lagi. Yang membedakan dan memisahkan kita hanya negara saja. Dan bagi saya RRI merupakan laboratorium budaya nusantara” tegas Syafaruddin Usman MHD.<br /><br />Sementara Sofyan Usman pemerhati Budaya Sarawak menjelaskan konsep budaya di Malaysia itu antara budaya satu suku itu sama dan sejajar. Di Malaysia kami kurang memamerkan perbedaan, tetapi kesamaan budaya diantara suku itu dipamerkan dan ditampilkan kepada masyarakat. <br /><br />Bahlan pihak kerajaan mengadakan acara kebudayaan bangsa yang tidak hanya untuk Melayu dan Dayak saja, tetapi juga suku lain bersatu dalam satu pentas. Kasus kaum muda yang meremehkan seni budaya lama juga terjadi di malaysia. <br /><br />Bila kita mengajak kaum muda bemukun, anak muda malah tertawa, tetapi RTM dan Sarawak FM terus menerus mensosialisasikan bemukun ini supaya kaum muda mencintai seni budaya lama, maka kita harus mensosialisasikannya. Pantun merupakan budaya lisan yang memiliki nilai sopan santun yang tinggi” jelas Sofyan Usman. <br /><br />Diakhir acara dialog budaya tersebut Bupati Sintang memberikan cinderamata kepada Timbalan Pengarah Penyiaran Sarawak Pengarah acara RTM Encik Jamel Seman.(Humas/KN)</p>