Isu Beras Plastik Tak Pengaruhi Omset Pedagang

oleh
oleh

Sejumlah pedagang beras di Pasar Tradisional di Palangka Raya mengaku isu beredarnya beras plastik tidak berpengaruh terhadap omzet penjualan mereka. <p style="text-align: justify;">"Sampai saat ini, penjualan kami masih normal. Isu beredarnya beras plastik di pasaran yang ada di berita itu tidak terlalu berpengaruh dengan kami. Mungkin karena kejadian itu di Jawa sementara kita jauh dari sana," kata Ahmad Sahrudin, pedagang beras di Pasar Kahayan, Palangka Raya, Selasa.<br /><br />Namun, kata dia, hampir setiap pembeli yang datang selalu menanyakan apakah yang dijualnya tercampur beras sintetis atau tidak.<br /><br />Noor Janah, pedagang beras lainnya juga mengatakan hal serupa dan setiap pembeli lebih waspada serta lebih kritis saat membeli beras di kiosnya.<br /><br />"Mereka selalu bertanya dari mana beras ini dan apakah dicampur beras plastik atau tidak. Mereka juga bertanya cara membedakan beras seperti apa. Artinya mereka lebih waspada tetapi tidak berpengaruh dengan penjualan," katanya.<br /><br />Sementara sebelumnya, Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota Palangka Raya, Sahdin Hasan menyebutkan bahwa peredaran beras sintetis atau beras berbahan plastik belum ditemukan di kota itu.<br /><br />"Sampai saat ini kami belum menerima laporan yang menyebutkan beras sintetis telah beredar di sini. Tim kami di lapangan juga tidak menemukan. Kita juga berharap tidak akan menemukan beras yang seperti itu," kata Sahdin.<br /><br />Menurut dia, masyarakat "Kota Cantik" Palangka Raya masih belum terpengaruh dengan semakin gencarnya pemberitaan tentang beras plastik di berbagai media, sehingga penjualan beras pun juga masih tetap seperti biasa.<br /><br />Namun demikian, pihaknya akan terus melakukan pengawasan untuk mencegah kerugian konsumen akibat beredarnya produk-produk palsu dan oplosan, terlebih membahayakan kesehatan seperti beras plastik.<br /><br />"Kami akan terus melakukan pengawasan. Namun saya minta masyarakat juga tetap waspada terhadap kemungkinan beredarnya beras plastik," katanya.<br /><br />Selain itu, pihaknya juga menggandeng Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Ibu Kota Kalimantan Tengah, Palangka Raya dalam pengawasan setiap obat dan makanan terhadap beredar. (das/ant)</p>